ICISS 2025 soroti etika dan inklusivitas kecerdasan buatan

2 hours ago 2
Kita tidak hanya berbicara soal adopsi teknologi, tetapi juga soal bagaimana teknologi ini bisa memberikan manfaat nyata untuk masyarakat luas...

Jakarta (ANTARA) - Isu etika dan penerapan inklusif kecerdasan buatan (AI) menjadi sorotan utama dalam konferensi internasional 12th International Conference on ICT for Smart Society (ICISS) 2025 yang digelar di Bandung, Jawa Barat 3-4 September 2025.

“Kita tidak hanya berbicara soal adopsi teknologi, tetapi juga soal bagaimana teknologi ini bisa memberikan manfaat nyata untuk masyarakat luas, dari kota besar hingga daerah terpencil,” kata Direktur Jenderal Ekosistem Digital Kementerian Komunikasi dan Digital, Edwin Hidayat Abdullah, dalam sambutannya.

Dalam keterangan resmi ICISS pada Kamis, ia menegaskan pemerintah mendorong pengembangan ekosistem digital yang etis, adil, dan sesuai kebutuhan masyarakat.

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi ITB, Prof. Lafi Rizki Zuhal, menambahkan bahwa ICISS menjadi ruang bagi peneliti dan praktisi untuk menjembatani riset dengan kebutuhan industri. Menurut dia, kolaborasi lintas disiplin penting untuk menghasilkan solusi nyata, khususnya di bidang AI, data science, dan teknologi cerdas.

Dalam gelaran itu, sejumlah pakar internasional turut menyampaikan pandangan. Prof. Masaki Hoshita dari Kyushu Institute of Technology, Jepang, memaparkan riset tentang antarmuka cerdas untuk mengendalikan avatar di metaverse.

Baca juga: Forum Alih Teknologi dan Inovasi Kolaboratif Tiongkok-ASEAN 2025 Dibuka di Nanning

“Dengan penelitian ini, kami berupaya mengembangkan interface yang membuat avatar lebih natural dan interaktif, yang pada akhirnya bisa bermanfaat dalam pendidikan, kesehatan, hingga hiburan,” ujarnya.

Selain itu, Prof. Muhammad Sharyal Sunar dari Universiti Teknologi Malaysia menyoroti pentingnya kerangka kota cerdas di Asia Tenggara, sementara Prof. Rifat Atun dari Harvard University menekankan tata kelola data kesehatan global. Diskusi juga memunculkan rekomendasi terkait etika AI, pembangunan infrastruktur data nasional, dan kolaborasi lintas negara di bidang riset teknologi.

Konferensi ICISS 2025 menjadi wadah kolaborasi global dalam membahas peran teknologi informasi dan kecerdasan buatan (AI) untuk menciptakan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat. Sejak pertama kali digelar pada 2012, ICISS konsisten menjadi forum akademis yang menghubungkan riset dengan implementasi nyata di lapangan, khususnya terkait pemanfaatan teknologi digital di era transformasi.

Baca juga: Wamenkomdigi: Indonesia harus ikut tentukan aturan AI global

Baca juga: Kemkomdigi menangani penyalahgunaan konten AI mengacu pada UU ITE

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |