Ibu Negara Brasil berpesan utamakan pangan lokal untuk kesuksesan MBG

1 day ago 4

Jakarta (ANTARA) - Ibu Negara Brasil Janja Da Silva berpesan untuk mengutamakan pangan lokal dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG) saat meninjau pendistribusian di SD Angkasa 05, Halim, Jakarta Timur, Jumat.

Silva menyampaikan pesan tersebut pada perwakilan dari Badan Gizi Nasional (BGN) dan Kementerian Koordinator Bidang Pangan (Kemenko Pangan) sekaligus membagikan pengalamannya menjalankan program makan bergizi di negaranya sejak tahun 1955.

"Masukan dari Ibu Negara yang paling penting bahan baku, sebetulnya karena ada kewajiban di dalam perundang-undangan di Brasil itu untuk membeli bahan-bahan secara lokal untuk MBG, sehingga misalnya nasi dan sayur-sayur itu diambilkan dari lokal setempat," kata Deputi Bidang Koordinasi Keterjangkauan dan Keamanan Pangan Kemenko Pangan, Nani Hendiarti.

Nani menjelaskan, Ibu Negara Brasil cukup terkesan dengan cakupan MBG di Indonesia yang mampu menjangkau 36 juta penerima manfaat dalam waktu 10 bulan berjalan, sedangkan di negaranya, butuh waktu puluhan tahun untuk menjangkau 40 juta penerima.

Nani juga mengemukakan, Program MBG menjadi salah satu yang menarik untuk dikunjungi oleh Janja Da Silva karena dinilai mampu membangkitkan teknologi di bidang pangan hingga membangun ekosistem perekonomian sirkular baru.

"Program ini bisa membangkitkan teknologi dan ekosistem baru, bukan hanya secara langsung, melainkan juga untuk teknologi masa depan, dan untuk menanggulangi perubahan iklim, jadi itu sangat menarik sekali, green and sustainable (hijau dan berkelanjutan) itu yang menarik," paparnya.

Baca juga: BGN sebut Perpres Tata Kelola MBG sudah rampung, tinggal dibagikan

Sementara itu, Juru Bicara BGN Dian Fatwa menyebutkan Ibu Negara Brasil juga memberikan masukan terkait distribusi MBG dari dapur atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang tidak boleh melebihi 30 menit. Apabila bahan diambil dari petani atau peternak lokal setempat, maka hal tersebut dapat diatasi.

"Kalau dari pangan lokal bisa mempersingkat waktu distribusi dan kualitasnya juga bisa terjaga, seperti kasus di Halim ini, antara dapur dengan sekolah-sekolah durasi untuk mencapainya tidak lebih dari 10 menit, bahkan sebetulnya hanya 4-5 menit. Ini untuk menghindari makanan yang sampai tidak rusak atau basi dan masih dalam kondisi masih hangat, ini sebetulnya soal keamanan pangan yang berupaya kita jaga," kata Dian.

Ia juga menegaskan, sebelum makanan didistribusikan ke sekolah-sekolah, BGN memastikan terdapat tes terhadap bakteri E-coli, salmonella, dan histamin, sehingga anak-anak yang akan memakan MBG dapat menerima dalam kondisi aman.

"Juga cukup sehat karena jarak tempuh dari dapur untuk sampai ke sini tidak akan lebih dari 15 menit dan langsung dikonsumsi oleh anak-anak," ujar dia.

Ia menambahkan, Ibu Negara Brasil juga menyampaikan kunci sukses program makan bergizi yakni mengintegrasikannya dengan program pemerintah yang lain seperti pertanian dan pemberdayaan masyarakat.

"Jadi ekonomi lokalnya juga harus digabungkan. Jadi ini dengan Brasil yang menarik juga karena mereka sudah lama menjalankan. Mereka juga memiliki program Global School Meal Coalition. Program itu baru diadakan pertemuan internasionalnya di Brasil sehingga mereka sangat tertarik dengan MBG, di sana sudah lebih dulu menjalankan dan terbukti berkelanjutan," ucap Dian.

Baca juga: Presiden Prabowo puji Kepala BGN kembalikan anggaran MBG Rp70 triliun

Baca juga: Gubernur minta kepala daerah tetapkan lokasi pembangunan SPPG 3T

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |