IBC: Pemerintah perlu lakukan empat pendekatan untuk menarik investasi

3 weeks ago 12

Jakarta (ANTARA) - Indonesian Business Council (IBC) menekankan pentingnya empat pendekatan yang perlu diambil oleh pemerintah untuk memperkuat kolaborasi dengan dunia usaha dan menarik investasi.

Keempatnya meliputi reformasi tata kelola untuk meningkatkan kemudahan berusaha, kolaborasi swasta dan pemerintah dalam pembangunan infrastruktur dan perbaikan kualitas sosio-ekonomi, meningkatkan industrialisasi melalui strategi hilirisasi, serta mendorong ekonomi hijau.

“Dalam upaya besar ini, pada 2025 pemerintah baru akan mencari aliansi dan menarik investasi secara besar-besaran dan membutuhkan upaya yang kuat. IBC percaya untuk mencapai misi ini tata kelola harus direformasi dan inovasi harus dikejar,” kata Chief Operation Officer (COO) IBC William Sabandar dalam Business Competitiveness Outlook 2025 di Jakarta, Senin.

Pemerintahan baru memiliki misi yang besar dan ambisius yang direpresentasikan melalui cita-cita Indonesia Emas 2045. William mengamini, cita-cita tersebut merupakan tantangan besar namun dorongan seperti itu dibutuhkan bagi Indonesia untuk melakukan lompatan lebih jauh.

Ia menggarisbawahi beberapa tantangan yang dihadapi Indonesia, termasuk “pekerjaan rumah” untuk membalikkan keadaan dari kapasitas industri yang menurun.

Tantangan lain, William menyebutkan bahwa Indonesia harus membalikkan tren pelemahan daya beli konsumen, mengatasi situasi keuangan yang terbatas, hingga mengejar pengembangan sumber daya manusia (SDM).

Terkait dengan SDM, pemerintah dan pemangku kepentingan perlu memastikan bahwa sejumlah indikator berada pada level yang baik seperti Indeks Pembangunan Manusia, produktivitas tenaga kerja, skor PISA (skor yang mengukur kemampuan siswa dalam hal membaca, matematika dan sains), kapasitas inovasi, prevalensi stunting, atau ukuran-ukuran lainnya.

“Ini adalah hal-hal mendasar, tidak hanya untuk ketahanan kita sebagai sebuah bangsa, tetapi juga untuk bersaing, untuk mencapai tingkat pertumbuhan yang diharapkan yang akan membantu kita keluar dari perangkap pendapatan menengah,” kata William.

Ia juga menyoroti pentingnya transformasi yang dilakukan pemerintah untuk membuat mesin birokrasi ramping, bersih, dan cakap.

IBC, kata William, percaya bahwa reformasi tata kelola dan mengakselerasi inovasi dibutuhkan untuk mencapai keberhasilan misi Indonesia. Menurutnya, tata kelola yang direformasi sangat dibutuhkan guna membangun kepercayaan, memastikan pencapaian program, dan mencegah “kebocoran”.

Sementara inovasi akan membantu membuka peluang tersembunyi dan membantu mengamankan daya saing regional Indonesia. Dalam hal ini, William mengatakan bahwa inovasi dalam bentuk pemanfaatan ekonomi hijau juga harus diwujudkan, misalnya terkait dengan potensi besar untuk memaksimalkan perdagangan karbon.

Baca juga: IBC serahkan rekomendasi Paket Kebijakan Perkuat Agenda Pembangunan

Baca juga: IBC dan BCC sepakati MoU penguatan kerja sama ekonomi ICA-CEPA

Baca juga: IBC nilai potensi pasar karbon di Indonesia sangat besar

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |