Guru besar UGM ciptakan pembenah tanah dari batubara kalori rendah

1 week ago 3

Yogyakarta (ANTARA) - Guru Besar Ilmu Geologi Batubara Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Ferian Anggara menciptakan inovasi pembenah tanah ramah lingkungan dari batubara kalori rendah yang dapat dimanfaatkan untuk pertanian dan rehabilitasi lahan tambang.

Ferian Anggara dalam keterangannya di Yogyakarta, Senin, menyebut produk yang diberi nama "Gamahumat" itu dikembangkan untuk menunjukkan bahwa sisa kegiatan pertambangan dapat diolah menjadi bahan bermanfaat bagi keberlanjutan lingkungan.

Baca juga: Guru Besar UGM: Indonesia perlu susun regulasi antisipasi konflik laut

"Kami ingin menunjukkan bahwa sektor tambang pun bisa memberi kontribusi positif bagi keberlanjutan lingkungan," ujar Ferian.

Pembenah tanah merupakan bahan tambahan yang berfungsi memperbaiki struktur dan kesuburan tanah agar lebih mampu menyimpan air serta unsur hara, sehingga tanaman dapat tumbuh lebih optimal.

Menurut Ferian, Riset Gamahumat bermula pada 2022 di bawah koordinasi Ferian bersama tim di Fakultas Teknik UGM.

Penelitian dilakukan untuk mencari solusi pengelolaan batubara kalori rendah yang berlimpah di Indonesia namun selama ini kurang termanfaatkan.

Dukungan pendanaan diberikan secara berkelanjutan oleh PT Bukit Asam (PTBA) yang sejak awal melihat potensi besar produk tersebut.

"Sejak tahun 2018, PT Bukit Asam menjadi mitra utama riset kami untuk berbagai topik dan terus mendukung karena hasilnya terbukti aplikatif," tutur dia.

Keunggulan lain dari "Gamahumat", kata
Ferian, adalah kemudahannya diterapkan tanpa menambah biaya tenaga kerja.

Sebagai pembenah tanah, Gamahumat diaplikasikan sejak tahap awal pengolahan lahan, kemudian kembali digunakan pada hari ke-14 dan ke-30 bersamaan dengan kegiatan pemupukan rutin tanaman padi.

Pola itu membuat petani tidak perlu menambah tahapan kerja maupun biaya tambahan.

"Kami memastikan Gamahumat bisa digunakan dalam alur kerja petani tanpa menambah tenaga atau biaya tambahan," terang Ferian.

Menurut Ferian riset tersebut berfokus pada inovasi yang memberi dampak nyata bagi keberlanjutan lingkungan sekaligus mendukung perekonomian nasional.

Baca juga: Guru Besar UGM sebut bakteri bisa menggantikan pestisida sintetis

Baca juga: Kemdiktisaintek tindak lanjut guru besar UGM pelaku kekerasan seksual

Industri tambang yang kerap dinilai hanya mengeksploitasi sumber daya alam, sejatinya juga berperan penting sebagai penyumbang Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sektor mineral dan batubara.

Ia menambahkan melalui pendekatan riset seperti Gamahumat, potensi hasil tambang dapat dimanfaatkan untuk menciptakan nilai tambah di bidang pertanian dan rehabilitasi lingkungan.

"Kami ingin mengubah paradigma bahwa dari tambang pun bisa lahir solusi hijau yang mendukung ketahanan pangan," ujar dia.

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |