Jakarta (ANTARA) - Badan Geologi menyatakan aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), masih tergolong tinggi dengan status level IV (Awas) meski tidak mengalami erupsi dalam 24 jam terakhir.
Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Muhammad Wafid mengatakan bahwa dari hasil pemantauan Gunung Lewotobi Laki-laki tidak menunjukkan aktivitas erupsi, hanya mengeluarkan asap putih setinggi 200 hingga 800 meter di atas puncak.
Baca juga: Badan Geologi catat 11 kali gempa vulkanik dalam Gunung Lewotobi
"Suara gemuruh dan sinar api sudah tidak terpantau, namun suplai magma dari kedalaman masih terus berlangsung, peningkatan gempa vulkanik dalam menunjukkan suplai dari kedalaman masih aktif," katanya dalam keterangan di Jakarta, Kamis.
Pemantauan visual dan instrumental selama periode 21 Mei pukul 12.00 Wita hingga 22 Mei pukul 12.00 Wita mencatat terjadinya empat kali gempa hembusan, 10 kali gempa harmonik, 18 kali gempa vulkanik dalam, dan lima kali gempa tektonik jauh.
Dia menjabarkan hasil pengukuran tiltmeter menunjukkan tidak adanya tekanan yang menyebabkan inflasi pada tubuh gunung. Namun, pengamatan menggunakan drone memperlihatkan adanya material lava di dasar kawah, yang bisa memicu letusan eksplosif bila terbongkar.
"Tingkatkan kewaspadaan, karena apabila terjadi erupsi yang membongkar lava, bisa bersifat eksplosif dengan energi besar," ujarnya.
Baca juga: Badan Geologi: Lava muncul di kawah Lewotobi, potensi erupsi eksplosif
Baca juga: Badan Geologi tingkatkan status Gunung Lewotobi Laki-laki jadi Awas
Badan Geologi meminta secara khusus masyarakat dan wisatawan untuk tidak beraktivitas dalam radius 6 kilometer dan sektoral barat–timur laut sejauh 7 kilometer dari pusat erupsi.
Sementara untuk warga yang bermukim di sekitar wilayah aliran sungai yang berhulu dari Gunung Lewotobi juga diminta mewaspadai potensi banjir lahar bila terjadi hujan deras di lereng gunung.
Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025