Nanning (ANTARA) - Di sebuah rumah bata sederhana di Dacai di Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi, China selatan, lantainya tertutup lapisan tebal daun murbei segar berwarna hijau. Di atas daun-daun tersebut, ulat sutra berwarna hijau pucat tampak merayap dan memakan daun.
"Lihatlah larva instar keempat tersebut," kata Gu Ailei, kepala Guangxi Guangtong Chunfeng Silkworm Breeding Co., Ltd., sambil menunjuk kepada sekumpulan sampel. "Kondisi mereka lebih baik dibandingkan yang tidak diberi probiotik."
Gu memaparkan bahwa probiotik terbukti efektif melawan penyakit muscardine putih (white muscardine disease). Di sekitar sampel tersebut, para manager koperasi dan pemilik usaha kerap berkumpul dan tampak antusias saat membahas kepraktisan teknik baru ini.
Pembahasan teknis tersebut telah menjadi hal yang lazim dalam industri itu, tutur Wei Facai, wakil kepala biro pertanian dan urusan pedesaan Kota Hechi di Guangxi.
Baik perusahaan maupun peternak ulat sutra secara aktif menyumbangkan gagasan dan pandangan demi pengembangan teknologi, yang menarik perhatian dan memantik diskusi setiap kali muncul solusi yang bernilai, imbuh Wei.
Selama bertahun-tahun, Guangxi secara bertahap menjelma menjadi basis produksi kokon dan sutra terbesar di China. Kota Hechi memiliki kondisi iklim yang unik, yang menjadikannya salah satu sentra kokon ulat sutra murbei terbesar sekaligus berkualitas terbaik di dunia.
Selama dua dekade, Hechi menempati peringkat teratas di antara kota setingkat prefektur di China dalam hal luas kebun murbei dan produksi kokon ulat sutra. Terutama, kota itu juga menduduki posisi teratas terkait kapasitas pengolahan sutra di negara tersebut selama 15 tahun berturut-turut, menurut Wei.
Di halaman perusahaan Guangtong Chunfeng, sebuah mesin dengan cepat mengidentifikasi dan memilah kepompong ulat sutra, lalu menjatuhkannya ke dua keranjang terpisah.
"Ini adalah mesin penyortir kepompong generasi ketiga milik kami," ujar Gu. Dulu, penyortiran sekitar 1.400 kepompong secara manual membutuhkan waktu lebih dari 30 menit, bahkan bagi pekerja terampil. Dengan mesin generasi ketiga tersebut, waktu yang dibutuhkan kini dipangkas menjadi kurang dari lima menit, urainya.
Di Guangxi Jialian Silk Co., Ltd., perusahaan produsen kokon dan sutra terbesar di Hechi, Wakil Presiden Eksekutif Wei Nianguang dengan antusias memperkenalkan freezer kokon ulat sutra yang baru dioperasikan.
Sebelumnya, usai dikeringkan, kokon ulat sutra kerap kehilangan aktivitas biologisnya dan sebagian besar nilai ekonominya, sehingga hanya dijual sebagai bahan baku pakan.
Namun, dengan menyimpan kokon ulat sutra tersebut dalam freezer cerdas yang suhunya dapat dikendalikan, aktivitas biologisnya dapat dipertahankan lebih lama, sehingga bisa dijual sebagai bahan baku untuk makanan sehat, dengan kenaikan harga sekitar 10.000 yuan (1 yuan = Rp2.330) atau 1.409 dolar AS (1 dolar AS = Rp16.589) per ton dan prospek pasar yang luas, papar Wei Nianguang.
Sutra merupakan produk penting sekaligus simbol interaksi China kuno dengan dunia. Saat ini, produk, teknologi, dan material baru memberikan momentum pengembangan yang lebih beragam bagi usaha serikultur serta transformasi industri sutra.
Hechi tengah berupaya membangun kemitraan kecerdasan buatan (AI) yang lebih baik dengan ASEAN. Saat ini, usaha serikultur dan industri sutra di Hechi juga memberikan data industri utama untuk mendukung upaya tersebut.
Seorang peternak ulat sutra mengendarai kendaraan roda tiga bermuatan tiga karung kokon ulat sutra ke pabrik Jialian Silk di Hechi. Dalam waktu kurang dari 10 menit, sistem manajemen ulat sutra dan murbei terpadu swakarya milik perusahaan itu merampungkan serangkaian prosedur untuk sekelompok kokon tersebut, mulai dari pengumpulan informasi peternak ulat sutra, hingga pengelompokan, penyimpanan, dan pembayaran.
Qin Zhaoli, direktur stasiun yang bertanggung jawab atas pengumpulan kokon, menyampaikan bahwa mahadata (big data) mengenai peternak ulat sutra dan evaluasi kualitas kokon berperan sebagai inti dari sistem tersebut. Hal itu tidak hanya membantu proses pengadaan kokon, tetapi juga mendukung perusahaan dalam mengorganisasi dan menganalisis data terkait kuantitas, kualitas, serta harga kokon, sehingga meningkatkan tingkat pengelolaan.
Dalam waktu dekat, Hechi berencana mendirikan pusat inovasi digital sutra murbei dan ulat sutra China-ASEAN serta pusat perdagangan sutra.
Dengan memanfaatkan Internet of Things (IOT), AI, dan teknologi mutakhir lainnya untuk mengintegrasikan seluruh rantai nilai, sektor serikultur tradisional Hechi siap mencatatkan peningkatan signifikan menuju arah yang lebih cerdas, tutur Wei Facai.
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.