Gerakan Ayah Teladan diluncurkan, wujud kesetaraan di Hari Kartini

2 hours ago 3
Pengasuhan anak yang efektif memerlukan partisipasi aktif kedua orang tua. Namun, statistik menunjukkan bahwa masih banyak anak di Indonesia tumbuh tanpa kehadiran ayah atau fatherless dalam hidup mereka

Majalengka, Jawa Barat (ANTARA) - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN Wihaji meluncurkan Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI) di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, sebagai wujud kesetaraan dalam rangkaian memperingati Hari Kartini.

“Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI) bagian dari emansipasi pria karena Kartini sudah berjuang pada zamannya. Seorang perempuan dalam konteks gender, mempunyai hak yang sama dengan laki-laki kecuali melahirkan, menyusui dan hamil," katanya saat berdialog dengan ratusan pegiat dan komunitas ayah teladan di Islamic Center Majalengka, Senin.

Ia menjelaskan berbagai menu program GATI yang disiapkan oleh Kemendukbangga/BKKBN di antaranya melalui pendekatan kegiatan layanan konseling yakni pada web Siapnikah dan Satyagatra, dan pendekatan berbasis komunitas untuk para penggiat dan komunitas melalui Konsorsium Penggiat dan Komunitas Ayah Teladan (Kompak Tenan).

Kemudian, pendekatan melalui Desa/kelurahan Ayah Teladan (Dekat) di Kampung Keluarga Berkualitas, serta pendekatan melalui basis sekolah yakni Sekolah Bersama Ayah (Sebaya). Inisiatif-inisiatif tersebut, menurutnya, tidak hanya inovatif, tetapi juga sangat relevan dalam membentuk budaya pengasuhan yang berkeadilan gender.

"Pengasuhan anak yang efektif memerlukan partisipasi aktif kedua orang tua. Namun, statistik menunjukkan bahwa masih banyak anak di Indonesia tumbuh tanpa kehadiran ayah atau fatherless dalam hidup mereka. Berdasarkan data UNICEF 2021, sekitar 20,9 persen anak di Indonesia tidak memiliki figur ayah, baik karena perceraian, kematian, atau pekerjaan ayah yang mengharuskan mereka tinggal jauh dari keluarga," ujar dia.

Baca juga: Jangan anggap remeh "fatherless", ini peran penting ayah di keluarga

Sedangkan berdasarkan survei dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun yang sama juga menunjukkan hanya 37,17 persen anak usia 0–5 tahun dibesarkan kedua orang tua secara bersamaan.

"Peran ayah dalam keluarga memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan anak, baik secara emosional, sosial, maupun kognitif. Namun, dalam banyak kasus, peran ayah seringkali terabaikan atau dianggap sekadar sebagai pencari nafkah. Akibatnya, pengasuhan dan pendidikan anak lebih banyak dipikul ibu, sementara ayah cenderung kurang terlibat dalam kehidupan sehari-hari anak," paparnya.

Wihaji juga menegaskan pentingnya pengasuhan emosional dan pendampingan di masa remaja. Melalui GATI, pemerintah ingin membangun kesadaran bahwa kehadiran ayah dalam proses tumbuh kembang anak dan pendampingan mereka sangatlah penting, yang menjadi kunci untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas serta melahirkan generasi-generasi yang berkarakter.

"Saat ini, generasi muda Indonesia marak dikaitkan sebagai generasi stroberi. Program GATI ini diharapkan dapat mengatasi maraknya fenomena tersebut, yakni generasi yang lemah, tidak tahan uji, mudah hancur ketika dalam tekanan layaknya buah stroberi. Peranan ayah dalam pengasuhan akan membantu mewujudkan generasi berkarakter dan berkualitas yang siap menyongsong bonus demografi," tuturnya.

Peluncuran GATI tersebut juga dikolaborasikan dengan pelayanan vasektomi atau metode kontrasepsi (KB) pria serentak di 34 Provinsi seluruh Indonesia sebagai bentuk kampanye kesetaraan peran pria dalam perencanaan keluarga dan pengendalian kelahiran.

"Ini (vasektomi) adalah wujud cinta, komitmen, dan kesetaraan dalam perencanaan keluarga," demikian Wihaji.

Baca juga: KemenPPPA akomodasi penekanan peran ayah dalam pengasuhan anak

Baca juga: Mendukbangga sebut vasektomi hadiah untuk perempuan di Hari Kartini

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |