Kuala Lumpur (ANTARA) - KUALA LUMPUR, 12 April (Xinhua) -- Perwakilan dari sejumlah media utama dan wadah pemikir (think tank) dari China dan 10 negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (Association of Southeast Asian Nations/ASEAN) berkumpul di Kuala Lumpur, ibu kota Malaysia, pada Jumat (11/4) dalam Forum Media dan Wadah Pemikir China-ASEAN (China-ASEAN Media and Think Tank Forum) untuk membahas serta memajukan pembangunan bersama.
Di bawah tema "Memperkuat Kerja Sama ASEAN-China" (Strengthening ASEAN-China Cooperation), para peserta menyerukan upaya bersama untuk menyampaikan kisah-kisah sukses dari kerja sama antara China dan ASEAN.
Dalam pidato pembukaannya, Wakil Perdana Menteri Malaysia Fadillah Yusof menegaskan kembali komitmen teguh negaranya terhadap "kemitraan ASEAN-China yang kohesif, yang akan berkontribusi terhadap stabilitas regional dan ketahanan ekonomi global. Dia memuji forum itu sebagai wadah yang sangat berharga untuk pertukaran gagasan di kalangan media dan wadah pemikir, serta menyoroti peran penting keduanya dalam menjembatani perspektif, memberikan masukan bagi kebijakan, dan mendorong keharmonisan regional di era yang kompleks ini.
"Tetangga yang baik saling mendoakan kebaikan," ujar Lyu Yansong, pemimpin redaksi Kantor Berita Xinhua, mengutip pernyataan Presiden China Xi Jinping dalam pidato utamanya. Ini adalah aspirasi bersama rakyat China dan negara-negara ASEAN untuk bekerja sama sebagai mitra dan melangkah maju bersama, katanya.
"China dan negara-negara ASEAN merupakan kekuatan penting di Global South. Dalam beberapa tahun terakhir, hubungan China-ASEAN telah melampaui ranah bilateral dan memperoleh signifikansi besar di Asia serta memberikan dampak global," kata Lyu. Lyu menambahkan bahwa media dan wadah pemikir harus memperkuat seruan untuk bersama-sama membangun rumah yang damai, aman dan terlindungi, sejahtera, indah, dan bersahabat, serta menciptakan momentum baru dalam membangun komunitas China-ASEAN yang semakin erat dengan masa depan bersama.
Dalam video sambutannya, Duta Besar China untuk Malaysia Ouyang Yujing mengatakan bahwa visi Presiden Xi tentang membangun komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia menawarkan solusi China untuk menghadapi berbagai tantangan global dan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi umat manusia. "Saya berharap teman-teman dari kalangan media dan wadah pemikir akan secara aktif membagikan kisah-kisah kerja sama China-Malaysia dan China-ASEAN, serta turut berkontribusi dalam membangun komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia," ujarnya.
Wong Chun Wai, pimpinan Kantor Berita Nasional Malaysia (Bernama) menyatakan bahwa memperkuat pertukaran peradaban antara ASEAN dan China, yang sama-sama memiliki kekayaan budaya yang dinamis, akan membantu memberikan contoh dalam hal persatuan dan kerja sama di antara negara-negara Global South, serta memperkuat hubungan dan rasa saling menghormati di antara mereka.
Wong juga menyerukan peningkatan kerja sama media dan wadah pemikir yang lebih besar antara ASEAN dan China dalam bidang-bidang seperti pemanfaatan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dalam praktik media massa.
Selama forum berlangsung, para peserta mengimbau media dan wadah pemikir dari China dan ASEAN untuk memperkuat koordinasi, menyambut revolusi teknologi, meraih peluang baru, dan menghadapi tantangan yang muncul dalam upaya bersama untuk mencapai kemakmuran dan pembangunan bersama.
Diselenggarakan bersama oleh Kantor Berita Xinhua dari China dan Bernama, forum ini mempertemukan sekitar 260 perwakilan dari 160 lebih kantor media, wadah pemikir, lembaga pemerintah, dan perusahaan dari negara-negara ASEAN dan China. Xinhua Institute, wadah pemikir yang berafiliasi dengan Kantor Berita Xinhua, mempresentasikan sebuah laporan berjudul "RCEP dan Visi Jalur Sutra Maritim: Garis Depan Baru untuk Kerja Sama China-ASEAN" (RCEP and the Vision of the Maritime Silk Road: New Frontiers for China-ASEAN Cooperation) dalam forum tersebut.
Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2025