Forkabi gelar FGD untuk rekomendasi Perda Pemajuan Kebudayaan Betawi

2 months ago 22

Jakarta (ANTARA) - Forum Komunikasi Anak Betawi (Forkabi) mengadakan kelompok diskusi terarah atau Focus Group Discussion (FGD) yang mengangkat tema "Pemajuan Kebudayaan Betawi" sebagai rekomendasi pembuatan Peraturan Daerah (Perda) tentang Kebudayaan Betawi.

Ketua Umum DPP Forkabi, Abdul Ghoni dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa, menjelaskan, pihaknya menggelar forum diskusi untuk bersama-sama dapat menuangkan pikiran demi Betawi dan Jakarta yang lebih baik.

"Hasil diskusi akan segera kami sampaikan kepada Pak Gubernur dan Pak Wagub agar menjadi rekomendasi untuk Perda tentang Pemajuan Kebudayaan Betawi," ujar Ghoni dalam diskusi yang digelar di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

Melalui FGD ini, kata dia, Forkabi menjadi fasilitator untuk menampung aspirasi seluruh komponen untuk Perda Pemajuan Kebudayaan Betawi.

"FGD ini kita bagi dalam dua sesi. Pertama, menghadirkan narasumber teman-teman dari Aceh, Papua, dan Bali untuk mengeksplorasi pengalaman dari ketiga daerah itu. Kemudian, untuk sesi kedua menghadirkan narasumber dari kalangan akademisi," ucapnya.

Ketua Badan Musyawarah Masyarakat (Bamus) Betawi, Riano P Ahmad mengaku sangat mendukung penuh Forkabi menyelenggarakan FGD Pemajuan Kebudayaan Betawi.

"Forum ini agar dimanfaatkan masyarakat Betawi untuk menyumbangkan pikirannya guna memberikan masukan kepada Pemprov DKI Jakarta yang sedang dalam proses melakukan revisi Perda Nomor 4 Tahun 2015," kata anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta itu.

Ketua panitia acara itu yang juga Sekjen Forkabi, Syarif Hidayatullah menambahkan, organisasinya secara formal telah memberikan dukungan politik kepada Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno.

"Kami merasa punya kewajiban untuk memberikan masukan kepada Pemprov DKI dalam rencana perubahan

Perda Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pelestarian Kebudayaan Betawi," ucapnya.

Syarif menuturkan, FGD diikuti sekitar 175 peserta dengan harapan menghasilkan output berupa masukan agar 'standing position" kaum Betawi ke depan semakin baik.

FGD yang diadakan bekerja sama dengan Bamus Betawi ini merupakan bagian dari upaya untuk menambahkan aspirasi dan memperkaya khazanah dari diskusi sebelumnya yang telah diselenggarakan oleh Kaukus Muda Betawi.

"FGD ini juga mengundang para sesepuh Betawi agar masukan itu semakin sempurna. Sebab, hasil FGD ini akan disampaikan kepada Pak Gubernur sebagai rekomendasi terkait Perda Pemajuan Kebudayaan Betawi," kata dia.

Sementara itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno menargetkan, bulan depan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sudah memiliki Perda tentang Pemajuan Kebudayaan Betawi yang merupakan revisi dari Perda Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pelestarian Budaya Betawi.

"Kebudayaan asli Jakarta harus mampu menjadi sumber kekuatan dalam pembangunan kota menuju kota global," kata Rano.

Rano mengingatkan, FGD ini harus berfokus kepada masukan-masukan untuk memajukan budaya Betawi, bukan memundurkan, jadi harus ada solusi.

Hasil diskusi ini, kata Rano, akan menjadi rekomendasi bagi Pemprov DKI Jakarta untuk merumuskan Perda terkait pemajuan kebudayaan Betawi sebagai revisi Perda tentang Pelestarian Budaya Betawi.

"Sebelum perayaan HUT ke-80 RI semoga kita sudah punya perda itu," tegasnya.

Baca juga: Anggota Forkabi diingatkan untuk tak terlibat premanisme

Baca juga: Atribut ormas di Jakarta Utara diturunkan

Baca juga: Forkabi sayangkan putra Betawi tak masuk dalam kabinet Prabowo-Gibran

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |