Jakarta (ANTARA) - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan mengimplementasikan biodiesel 40 (B40) pada 2025, dengan target volume B40 yang akan diproduksi, secara keseluruhan, sebanyak 15,62 juta kiloliter (KL).
“Sesuai dengan target, pada tahun depan, kami mengharapkan sudah bisa mengimplementasikan B40 dari kondisi saat ini adalah B35,” ucap Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung dalam Malam Apresiasi Kinerja Stakeholder EBTKE Tahun 2024 di Jakarta, Selasa.
B40 merupakan bahan bakar campuran solar sebanyak 60 persen dan bahan bakar nabati (BBN) dari kelapa sawit sebanyak 40 persen.
Yuliot mengatakan bahwa setelah mengimplementasikan B40, pemerintah juga akan mengembangkan B50 dan meningkatkan implementasinya secara bertahap.
Dalam kesempatan tersebut, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi mengatakan bahwa saat ini, B40 sudah diproduksi.
“Saya konfirmasi minggu lalu (bahwa) minggu ini mereka (pabrik) sudah memproduksi spek untuk B40. Nah, spek untuk B40 ini nanti di-deliver (diedarkan) per 1 Januari,” kata Eniya.
Eniya juga merinci persiapan industri untuk mengimplementasikan B40, baik dari peningkatan kapasitas operasional pabrik, fasilitas blending (pencampuran), hingga kesiapan infrastruktur.
Terkait dengan pengujian penggunaan B40, Eniya menjelaskan bahwa pengujian untuk otomotif maupun nonotomotif sudah tuntas. Eniya juga sudah melaporkan hal tersebut kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia.
“Sekarang (B40) sudah mulai produksi, lalu target volume total itu 15,62 juta kiloliter, itu untuk 2025,” kata Eniya.
Dalam agenda Indonesia-Brazil Business Forum, di Rio de Janeiro, Brasil, Minggu (17/11), Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto berambisi meningkatkan penggunaan biodiesel hingga 50 persen pada 2025, dengan memanfaatkan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku utama.
Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024