Bandung (ANTARA) - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menggandeng empat perguruan tinggi untuk bekerja sama dalam kegiatan eksplorasi mineral dan batubara (minerba) di Indonesia.
Kerja sama ini dikukuhkan dengan penyerahan dokumen kerja sama kepada perwakilan perguruan tinggi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta, dan Universitas Padjadjaran (Unpad), di sela acara Kolokium dan Diseminasi Informasi Kebumian dengan tajuk "Geologi Nusantara 2025" di kompleks Badan Geologi Bandung, Rabu.
Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung ditemui di sela kegiatan menjelaskan kerja sama dengan menggandeng perguruan tinggi ini bertujuan untuk meningkatkan kegiatan produksi minyak, gas, batubara, dan juga hilirisasi sumber daya alam.
Ia mengungkapkan dasar kerja sama ini karena saat ini terdapat teknologi baru untuk eksplorasi sumber daya alam yang dimiliki Badan Geologi, dan penggunaannya diharapkan bisa lebih luas.
"Jika hanya Badan Geologi yang menjalankan kegiatan eksplorasi, maka pemanfaatan teknologi tersebut menjadi terbatas. Dan kerja sama dengan perguruan tinggi, kita berharap teknologi yang ada bisa dimanfaatkan juga oleh mereka. Selain itu, ada juga pengembangan teknologi yang dilakukan oleh kampus seperti ITB, UGM, UPN, dan Unpad yang bisa dimanfaatkan," kata Yuliot.
Ia menjelaskan pada tahap awal, kerja sama ini akan berfokus pada riset bersama antara kementerian melalui Badan Geologi dan perguruan tinggi.
"Kita memiliki potensi mineral kritis dan logam tanah jarang yang cukup besar. Selama ini belum termanfaatkan secara maksimal, padahal kebutuhan industri dalam negeri dan pengembangan teknologi hilirisasi sangat besar," ujarnya.
Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Muhammad Wafid di lokasi yang sama, menjelaskan, pihaknya bekerja sama dengan empat perguruan tinggi tersebut guna mengeksplorasi potensi tambang minerba di sejumlah wilayah Indonesia yang belum optimal.
Wafid mengungkapkan di Indonesia ada 15 jalur Metalogeni, yang merupakan hasil mineralisasi logam dari proses magmatik, dengan total panjang 15.000 km dan baru setengahnya yang tereksplorasi.
"Seperti dalam tayangan yang dijelaskan pak Wamen tadi, ada 15.000 km jalur Metalogeni, 7.000 km telah dieksplorasi dan dieksploitasi secara intensif, dan 8.000 km belum dieksplorasi secara optimal, jadi masih banyak yang harus kita eksplorasi. Target kita, untuk mengeksplor semua yang sudah kita prediksi, kira-kira begitu," kata Wafid.
Kegiatan eksplorasi ini merupakan bagian dari program tahun 2025 yang akan berlangsung hingga akhir tahun, dengan anggaran sekitar Rp60 miliar dengan target mengidentifikasi potensi minerba dengan di dalamnya termasuk litium, dan juga Logam Tanah Jarang (LTJ).
"Program ini diselesaikan tahun ini. Namun, ke depan akan dievaluasi dan bila perlu jumlah kampus yang terlibat bisa ditambah," ucapnya.
Kerja sama tersebut, ditegaskan Wafid, tidak berkaitan dengan pengelolaan tambang atau pemberian konsesi.
"Tidak ada hubungannya dengan pengelolaan tambang atau konsesi tambang. Ini murni kegiatan eksplorasi," ucapnya menambahkan.
Diketahui, dalam acara Kolokium dan Diseminasi Informasi Kebumian dengan tajuk "Geologi Nusantara 2025" itu juga, diluncurkan produk Layanan Digital Badan Geologi yakni Portal Mitigasi Bencana Geologi dan Geomap yang bisa diakses secara daring melalui laman web.
Baca juga: ESDM tingkatkan transparansi pertambangan lewat MinerbaOne
Baca juga: Indonesia dorong investasi hijau melalui rangkaian regulasi strategis
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.