Kupang (ANTARA) -
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur mengimbau kepada warga di dua kecamatan di bawah kaki Gunung Lewotolok mewaspadai hujan abu dan kerikil yang terjadi imbas dari erupsi gunung tersebut pada Jumat (2/5).
“Jangan kendarai kendaraan saat hujan abu pekat karena dapat mengganggu jarak pandang, selain itu juga mengakibatkan kerusakan pada kendaraan,” kata Kepala BPBD Lembata Andris Koban dari Lewoleba.
Hal ini disampaikannya berkaitan dengan erupsi Gunung Lewotolok di Kabupaten Lembata yang disertai dengan semburan abu serta material kerikil.
Dia mengatakan bahwa dua kecamatan yang dimintai untuk waspada itu adalah Kecamatan Ile Ape dan Kecamatan Ile Ape Timur.
Masyarakat juga diimbau untuk tetap tenang dan waspada serta mengikuti arahan dari pihak berwenang.
Baca juga: Gunung Semeru erupsi disertai letusan pada Jumat malam
Dia menambahkan bahwa sampai dengan saat ini juga Gunung Api Ile Lewotolok masih dalam fase erupsi dan selama masih ada suplai magma dari kedalaman maka erupsi-erupsi terus akan terjadi.
Selain itu juga gemuruh dan dentuman bagian dari proses migrasi magma menuju permukaan. Untuk hujan abu sendiri sudah pasti terjadi.
“Hujan abu akan mengikuti arah angin berhembus,” tambah dia.
Masyarakat juga kata dia diimbau untuk menghindari area dalam radius berbahaya yang telah ditetapkan oleh PVMBG. Sementara itu dalam kondisi abu masyarakat juga diimbau gunakan masker serta kacamata dan penutup kepala saat beraktivitas di luar ruangan .
Hal ini tambah dia bertujuan untuk melindungi saluran pernapasan dan mata dari abu vulkanik. Selain. itu diminta juga untuk menutup pintu, jendela, dan ventilasi rumah agar abu tidak masuk ke dalam rumah.
“Lindungi sumber air bersih dari kontaminasi abu, kemudian segera cari perlindungan jika terjadi hujan kerikil atau batuan pijar, serta mengikuti informasi resmi dari BPBD, PVMBG, atau instansi terkait lainnya melalui media resmi.
Baca juga: Disbudpar Cianjur hentikan penataan di Situs Gunung Kasur
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025