Kendari (ANTARA) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) meminta orang tua siswa atau murid tak perlu mengkhawatirkan kualitas makanan bergizi gratis (MBG) yang disediakan oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di kota setempat.
Wakil Ketua Komisi III DPRD Kendari Arsyad Alastum saat ditemui di Kendari, Senin, menyampaikan imbauan itu diberikan setelah DPRD meninjau langsung kondisi pengelolaan dapur MBG di SPPG yang berlokasi di jalan Tunggala dalam, Kecamatan Wua-Wua, Kota Kendari.
Menurut Arsyad, pihak orang tua dan wali murid tak perlu lagi khawatir karena kualitas MBG yang dihasilkan dari dapur SPPG masih aman untuk dikonsumsi.
"Kami mengimbau kepada orang tua murid, pihak sekolah untuk menyampaikan kepada para siswa silahkan konsumsi makanan yang diberikan, jangan khawatir dikonsumsi," kata Arsyad saat mengunjungi SPPG di Kendari.
Baca juga: ANTARA gandeng DPRD Kendari diskusi etika fotografer di ruang publik
Ia menyampaikan pihaknya juga mengimbau kepada para siswa dan orangtua murid agar tidak mudah percaya dengan isu atau kejadian keracunan karena mengkonsumsi makanan bergizi gratis.
Arsyad mengatakan dari hasil peninjauan di dapur SPPG Wua-wau Kendari, DPRD menilai pelayanan dan fasilitas yang tersedia di dapur SPPG cukup bagus mulai penerimaan bahan pangan, pengelolaan bahan makan keris maupun basah, hingga pembuangan limbah bahan makanan.
Selain itu, untuk pengelolaan makanan, SPPG di Wuawua membagi dalam dua shif, yakni pukul 02.00 Wita, untuk didistribusikan pagi, sementara untuk makanan siang diolah dari pukul 07.00 Wita.
"Sehingga kami rasa dengan standar ini, kami berharap tidak ada makanan yang basi atau ditemukan kejadian yang kami inginkan," ungkap Arsyad.
Sementara itu, Sekretaris Komisi III DPRD Muslimin, menambahkan kunjungan ini sekaligus untuk menjawab kekhawatiran masyarakat dengan kualitas pengelolaan MBG yang berujung kasus keracunan seperti di daerah lain.
Baca juga: DPRD Kendari ajak sekolah awasi anak didik cegah perundungan
Ia mengatakan semua pengelolaan dapur SPPG sudah terpenuhi untuk keamanan mekanan sesuai standar operasional prosedur (SOP) dari BGN.
"Supaya nanti kalau ada pertanyaan dari wali murid terutama orangtua murid yang hari ini anaknya diberikan MBG, bisa kami jawab," ucap Muslimin.
Ia menyampaikan kekhawatiran masyarakat soal makanan MBG ini muncul karena maraknya kasus keracunan yang menjadi bahan perbincangan publik maupun media sosial.
"Diharapkan dengan kunjungan ini, kami minta pihak BGN untuk mengantisipasi agar makan yang dikonsumsi para siswa tidak terjadi seperti di daerah lain," tambah Muslimin.
Di tempat yang sama, Koordinator BGN regional Sultra Rifani Agnes Eka Wahyuni mengatakan bahwa khusus dapur SPPG wua-wua II sudah melayani 2.793 siswa penerima manfaat di 14 sekolah.
"Kalau non peserta didik masih pendataan karena baru berjalan sekitar sebulan jadi bertahap pendataanya," ucapnya.
Ia juga sudah meminta kepada para pengelola dapur agar tetap memperhatikan dengan teliti setiap pengelolaan MBG, sehingga manfaatnya benar-benar dirasakan para siswa.
Pewarta: La Ode Muh. Deden Saputra
Editor: Edy M Yakub
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































