Jakarta (ANTARA) - Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mendorong program-program pemberdayaan masyarakat karena bantuan sosial (bansos) hanya jaminan sosial sementara agar masyarakat dapat mencukupi kebutuhan dasarnya.
"Perlu dikoreksi ke depan, bahwa banyak juga keluarga penerima merasa nyaman dengan bantuan sosial, sehingga mereka tidak mau keluar dari situ. Ke depan kita harus lakukan suatu upaya nyata agar bisa melakukan suatu usaha (pemberdayaan), semangat untuk keluar dari program perlindungan dan jaminan sosial," kata Gus Ipul dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu.
Ia menegaskan penerima bantuan harus pindah ke program pemberdayaan untuk menjadi keluarga yang lebih mandiri. Menurutnya, hal tersebut perlu dilakukan karena selama ini Kemensos hanya terkesan memberikan bansos yang membuat orang menjadi tidak termotivasi dan malas.
"Padahal program ini hanya untuk memberikan perlindungan dan jaminan sosial sementara, untuk kemudian dipindah ke program pemberdayaan dan graduasi (keluar dari penerima bansos). Jadi, program ini untuk menjadi keluarga yang lebih mandiri, dan itu yang kita lakukan, kita memiliki proses bisnis seperti itu," ujar dia.
Gus Ipul turut menyampaikan apa yang dikatakan oleh Presiden Prabowo terkait memutus mata rantai kemiskinan dengan membangun sekolah-sekolah khusus untuk masyarakat miskin atau sekolah rakyat.
Baca juga: Mensos sebut potensi perubahan data KPM akibat penggunaan data tunggal
Baca juga: Mensos minta pemda pastikan penyaluran bantuan tepat sasaran
Menurutnya, sekolah rakyat akan menjadi salah satu akses bagi anak-anak miskin atau miskin ekstrem untuk mendapatkan jaminan sosial, agar mereka mendapatkan kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang unggul.
“Nanti setelah lulus, dia bisa kembali pulang, mereka jadi agen perubahan di keluarga maupun bagi diri sendiri,” ucap Gus Ipul.
Mensos juga optimistis bahwa kemiskinan bisa diturunkan sesuai target Presiden, dan menjadikan masyarakat yang semangat untuk berdaya semakin tinggi.
Terkait persiapan Sekolah Rakyat, Mensos menceritakan beberapa waktu lalu ia melihat SMA Unggulan CT Arsa di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Sekolah tersebut memberikan kesempatan bagi anak dari keluarga tidak mampu untuk mendapatkan pendidikan yang baik.
"Di sana terdapat anak dari tukang becak, anak dari buruh serabutan, anak yatim, anak yang ditinggal oleh orang tuanya. Setelah mendapatkan pendidikan di sana, mereka akan punya rasa percaya diri yang tinggi, bisa bahasa Inggris dan bahasa Arab dengan baik, dan ketika ditanya cita-citanya mereka bisa menjawab dengan semangat," paparnya.
Ia juga menceritakan interaksinya dengan para anak didik di SMA Unggulan CT Arsa. Mereka pada awalnya merasa takut dan tidak terbiasa untuk tidur di kasur.
"Mereka bilang, 'kami tidak punya rumah, tapi di sini harus tidur di kasur, harus tertib dan mengikuti semua jadwal'. Di awal, mereka merasa berat namun sekarang sudah terasa mudah,” ujarnya.
Gus Ipul juga berpesan kepada masyarakat untuk turut aktif memberikan masukan, usul, dan saran dalam rangka pemutakhiran data. Ketika melihat hal-hal yang tidak tepat sasaran, maka masyarakat diimbau segera memberikan usul sanggah melalui aplikasi cek bansos atau melalui RT/RW setempat.
"Supaya apa yang selama ini dianggap tidak tepat sasaran bisa sama-sama kita atasi," demikian Gus Ipul.
Baca juga: Wamen BUMN serahkan bansos untuk renovasi GKJ Medari II Sleman
Baca juga: Mensos ingatkan pemutakhiran data bisa dilakukan lewat Cek Bansos
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025