Dokter sebut diet tidak menyiksa asal dilakukan dengan benar

3 weeks ago 6

Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrin metabolik diabetes di RS Cipto Mangunkusumo Dr. dr. Wismandari Wisnu Sp.PD-KEMD mengatakan diet tidak akan menyiksa selama dilakukan dengan benar dan sesuai dengan rekomendasi ahli atau dietisien yang menangani.

“Tidak semua diet menyiksa, kalau ngikutin resepnya dietisien kita enggak kelaparan karena di resepnya para teman-teman dietisien dan juga dokter gizi, mereka memberikan makanan yang gizinya bagus, cukup, ditambah mengenyangkan, kemudian tidak membuat rasa laparnya lebih cepat muncul,” katanya dalam diskusi kesehatan yang diikuti daring, Rabu.

Ia mengatakan makanan yang tepat tidak akan membuat diet tersiksa dan rasa lapar tidak cepat muncul. Contohnya saat makan pagi, protein diambil dari putih telur yang membuat kenyang lebih lama.

Selain itu jeda makan pagi dan siang harus diselipkan camilan agar saat makan siang tidak berlebihan. Jika tidak ada camilan, maka jeda waktu yang lama tersebut akan membuat tubuh mencari-cari makanan karena lapar.

Baca juga: Pakar sebut konsumsi makanan seimbang kunci lawan obesitas

Baca juga: Menjaga kesehatan kulit melalui diet makanan lebih sehat

Wisma juga mengatakan diet tanpa makan di jam makan juga merupakan persepsi yang salah dan bisa membuat lemas. Ia mengatakan justru saat diet jangan melewatkan makan, yaitu makan pagi, siang dan malam.

“Jadi yang membuat kalau lagi diet lapar, lemes itu karena dietnya salah berarti. Karena diet yang bagus itu harusnya tidak boleh membuat rasa lapar. Harus fun, karena dia harus ngelakuin itu seumur hidup,” katanya.

Ia juga menyarankan diet seimbang dengan kalori yang diukur sesuai keadaan badan dan ada zat mikronutrien yang di ukur masing-masing dari karbohidrat, lemak dan protein. Jika ingin menurunkan berat badan ia menyarankan untuk defisit kalori dan olahraga.

Salah satu diet yang dianjurkan adalah intermittent fasting dengan metode 16 jam puasa dan 8 jam makan. Ia juga menyebut diet rendah karbohidrat dan tinggi lemak protein untuk kontrol berat badan boleh dilakukan namun tidak terlalu lama, karena bisa berefek ke otot dan ginjal.

“Ini bukan diet yang disarankan untuk jangka panjang. Kalau mau coba ya buat nurunin berat badan silahkan, tapi habis itu kembali ke diet yang normal yang kalorinya defisit,” katanya.

Baca juga: Kebiasaan sarapan sehat berhubungan dengan penuaan yang sehat

Baca juga: Hindari masalah akibat obsesi makan sehat dengan rencana diet seimbang

Baca juga: Kebiasaan melewatkan makan saat kerja berisiko bagi kesehatan jantung

Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |