Dokter anak perluas informasi soal PJB lewat buku 101 tanya-jawab

4 hours ago 2

Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis anak Syarif Rohimi mengupayakan perluasan penyebaran informasi kepada publik mengenai penyakit jantung bawaan (PJB) dan down sydrome lewat buku yang memuat 101 tanya dan jawab.

Dokter Syarif saat ditemui di Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita, Jakarta Barat, Kamis, menyampaikan bahwa buku bertajuk 101 Tanya Jawab seputar Penyakit Jantung Bayi, Anak, Remaja, dan Down Syndrome itu dirancang sebagai sumber informasi yang mudah diakses dan dipahami oleh keluarga Indonesia, khususnya mereka yang memiliki anak dengan penyakit jantung bawaan.

“Saya tahu bahwa pengidap jantung bawaan dan keluarganya sering kesulitan memahami hal-hal yang terlalu medis, terlebih lagi jika tidak menggunakan bahasa Indonesia. Maka, saya tuliskan buku ini untuk memberikan kemudahan dan akses kepada seluruh lapisan masyarakat,” kata dokter anak Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita itu.

Baca juga: Dokter: Hamil usia 35 tahun ke atas berisiko lahirkan bayi dengan PJB

Menurut Syarif, studi menunjukkan bahwa sekitar 40–50 persen bayi yang lahir dengan down syndrome mengalami kelainan jantung bawaan yang memerlukan penanganan medis khusus sejak dini. Akan tetapi, sebagian orang tua di Indonesia masih menghadapi tantangan dalam memahami kondisi tersebut.

Tantangan pemahaman itu, kata dia, berkenaan mulai dari diagnosis medis yang kompleks hingga terbatasnya akses terhadap informasi kesehatan yang akurat dan mudah dipahami.

Konsultan jantung anak itu mengatakan sebagian besar literatur medis masih tersedia dalam bahasa Inggris dengan istilah teknis yang sulit dipahami oleh masyarakat umum.

Sejalan dengan masalah itu, peluncuran buku 101 Tanya Jawab seputar Penyakit Jantung Bayi, Anak, Remaja, dan Down Syndrome diharapkan mampu menjawab kebutuhan pemahaman tersebut.

Penyakit jantung bawaan atau sering dikenal dengan istilah PJB merupakan sebuah kondisi ketika seseorang memiliki kelainan struktur jantung atau sirkulasi di jantung akibat kegagalan pembentukan organ saat ia berada di dalam kandungan.

Di dunia, setiap 1 dari 100 bayi lahir dengan PJB. Di Indonesia sebagai negara dengan angka fertilitas atau kesuburan tinggi, terdapat kurang lebih 5 juta bayi lahir setiap tahun dengan 50.000 bayi lahir dengan PJB.

Baca juga: Dokter: Waspada penyakit jantung bawaan ketika bayi lahir tampak biru

Baca juga: Dokter paparkan faktor risiko bayi lahir dengan gangguan jantung

Dengan demikian, menurutnya, kejadian PJB harus mendapatkan perhatian serius, terutama terkait dengan deteksi dini dan edukasi kepada masyarakat.

Peluncuran buku yang masih dalam suasana Peringatan Hari Down Syndrome itu dihadiri oleh Direktur NLR Indonesia Agus Wijayanto yang menegaskan pentingnya pemerataan informasi di bidang kesehatan.

“Memberikan akses informasi yang mudah dipahami oleh masyarakat adalah pintu pertama pemerataan akses kesehatan untuk masyarakat Indonesia,” kata dia.

Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |