DKI ajak mahasiswa tingkatkan literasi di perpustakaan 

3 months ago 8

Jakarta (ANTARA) - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan DKI Jakarta mengajak mahasiswa sebagai generasi milenial dan Gen Z untuk terus bersemangat meningkatkan literasi dengan membaca buku di perpustakaan.

"Melalui momen ini saya mengajak mahasiswa untuk aktif datang ke perpustakaan," kata Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan(Dispusip) DKI Jakarta, Nasrudin Djoko Surjono dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat.

Hal itu disampaikan dalam acara Talkshow Pena Warna 2025 yang mengusung tema "Perpustakaan Sebagai Ruang Ketiga" yang digelar di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, Kamis (19/6).

Dispusip membuka pintu seluas-luasnya bagi kalangan perguruan tinggi dalam memanfaatkan fasilitas perpustakaan, baik untuk diskusi seminar dan lain-lain. "Sehingga, fungsi perpustakaan tidak melulu sebagai ruang membaca buku saja," katanya.

Perpustakaan harus bersifat dinamis dan dapat dimanfaatkan sebagai fasilitas pengembangan diri bagi generasi milenial Jakarta.

Baca juga: Pramono harap Studio Imersif di TIM jadi alternatif liburan anak

Pihaknya akan terus meningkatkan fasilitas perpustakaan di Jakarta sehingga di era teknologi digital ini mampu menjadi tempat mengembangkan kemampuan dan minat baca bagi generasi muda kita," kata Nasrudin.

Dispusip juga akan terus meningkatkan kualitas para petugas perpustakaan (pustakawan) agar mereka mampu menjadi pelayan yang baik dengan memiliki pengetahuan yang memadai.

Penggiat literasi yang sudah menulis 65 judul buku, Maman Suherman menyampaikan apresiasi kepada Pemprov DKI Jakarta melalui Dispusip yang sudah mengaplikasikan pentingnya keberadaan perpustakaan.

"Saat ini bahkan ada daerah, seperti di Jawa Barat yang meniadakan Dinas Perpustakaan, tinggal Dinas Arsip Daerah yang dipertahankan. Ini sangat ironis dan memprihatinkan," kata Maman.

Penulis buku lainnya, Reda Gaudiamo menuturkan pentingnya perpustakaan yang tidak hanya menjadi tempat membaca bagi orang dewasa, tapi juga anak-anak sehingga budaya membaca bisa diedukasi sejak dini.

"Perpustakaan harus ramah anak sehingga juga menjadi ruang ketiga yang nyaman dan aman bagi semua kalangan usia," katanya.

Baca juga: Warga bisa manfaatkan Jaklitera untuk mengakses perpustakaan di DKI

Aktivis perpustakaan yang juga dosen di Universitas Indonesia (UI), Taufik Asmiyanto menjelaskan, indeks membaca masyarakat Indonesia masih di bawah jauh dari Singapura, Malaysia, Thailand dan Brunei Darussalam.

"Banyak sekali generasi muda kita tidak gemar membaca buku. Untuk itu, sosialisasi pentingnya budaya membaca perlu terus dimasifkan, termasuk di kalangan mahasiswa," katanya.

Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan UNJ, Aip Badru Jaman meminta, mahasiswa sebagai intelektual untuk giat mengunjungi perpustakaan.

"Melalui membaca buku, maka kita akan mendapatkan wawasan dan ilmu pengetahuan. Semua ada di buku. Masalah- masalah yang dihadapi mahasiswa dan para pelajar, semua ada di buku," katanya.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |