Cirebon (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon, Jawa Barat, memperketat upaya pencegahan penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak setelah terdeteksi 10 kasus di wilayah tersebut sejak akhir Desember 2024.
“Terkait PMK, tetap kita antisipasi. Kami komunikasikan dengan dinas terkait untuk menangani masalah ini. Jangan sampai terjadi penyebaran lebih luas,” kata Penjabat (Pj) Bupati Cirebon Wahyu Mijaya di Cirebon, Senin.
Berdasarkan data Dinas Pertanian (Distan) setempat, kata dia, kasus PMK ini tersebar di Desa Panggangsari, Dukuh Widara, dan Sukadana. Walaupun jumlahnya sedikit, penyakit ini dianggap sangat menular sehingga diperlukan penanganan cepat dan tepat.
Menurutnya, ada sejumlah opsi untuk menekan kasus PMK ini, misalnya dengan memperketat jalur distribusi hewan ternak ke Kabupaten Cirebon.
Baca juga: Kementan RI bentuk Satgas PMK Nasional
Langkah ini, kata Wahyu, bisa saja dilakukan untuk memastikan bahwa hewan yang masuk ke Kabupaten Cirebon tidak membawa potensi penularan PMK.
“Jika kondisi mengharuskan, distribusi ternak akan diperketat. Namun selama situasi aman, kami akan tetap melakukan pengawasan dengan kondisi normal,” ujarnya.
Ia menyampaikan dinas terkait sudah mengerahkan tim medis veteriner untuk melakukan surveilans aktif di seluruh peternakan di Kabupaten Cirebon.
Wahyu mengatakan surveilans ini bertujuan mendeteksi dini kasus PMK baru, sehingga penyebarannya dapat dicegah secara optimal.
Selain itu, lanjut dia, program vaksinasi PMK terus digencarkan di berbagai wilayah yang berisiko. Vaksinasi ini mampu meningkatkan kekebalan ternak sehingga lebih tahan terhadap serangan penyakit.
Baca juga: Bey: Kasus PMK meningkat pada 14 daerah di Jawa Barat, 53 ternak mati
“Langkah lain yang dilakukan adalah pemberian perawatan intensif kepada sapi yang terinfeksi, termasuk pemberian obat-obatan dan vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh hewan ternak,” ujarnya.
Pihaknya juga rutin menggelar sosialisasi kepada para peternak mengenai pentingnya menjaga kebersihan kandang, serta membatasi interaksi ternak dengan hewan dari luar.
Wahyu menilai edukasi ini sangat penting untuk memutus rantai penularan PMK di tingkat peternakan.
“Kami mengimbau para peternak untuk lebih waspada dan segera melaporkan jika menemukan gejala PMK pada ternak mereka. Penanganan dini sangat diperlukan untuk mencegah penyebaran lebih luas,” ucap dia.
Baca juga: DPKHP Cianjur karantina 57 sapi terjangkit PMK
Pewarta: Fathnur Rohman
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025