Bandung (ANTARA) - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menjanjikan untuk memberi santunan kematian senilai Rp150 juta per keluarga bagi para korban pembagian makan gratis dalam selamatan pernikahan anaknya di Garut, Jawa Barat, Jumat siang.
Hal ini, kata Dedi, adalah bagian dari empati dirinya, bentuk penghormatan dan kepedulian dari dirinya yang juga sebagai Gubernur Jawa Barat, bagi korban kejadian yang tidak diinginkan semacam ini.
"Barusan saya meminta staf saya untuk memberikan santunan sebesar Rp150 juta per keluarga. Ini bagian dari empati saya kepada warga. Pemimpin memang harus begitu," kata Dedi di sela acara Sunda Karsa Fest: Pekan Kerajinan Jawa Barat (PKJB) 2025, Bandung, Jumat.
Dedi mengaku secara pribadi dirinya tidak mengetahui acara yang menimbulkan korban jiwa itu secara detail. Dedi mengaku hanya tahu kalau Jumat malam ini dia dijadwalkan bertemu warga dalam bentuk kegiatan seni, dan tak mengetahui sebelumnya ada syukuran bersama warga dengan undangan makan bersama.
Baca juga: Pesta rakyat di Garut berakhir ricuh, dilaporkan tiga orang meninggal
"Namun, karena peristiwanya sudah terjadi, maka saya menyampaikan turut berduka cita. Semoga almarhum dan almarhumah diterima iman Islam-nya, diampuni segala dosanya, dan ditempatkan di tempat yang mulia di sisi Allah SWT dan keluarga ditambahkan pahalanya," ucapnya.
Dedi juga menyampaikan permohonan maaf atas nama anaknya Maula Akbar Mulyadi Putra dan menantunya Luthfianisa Putri Karlina atas penyelenggaraan kegiatan yang berakhir naas tersebut.
"Saya atas nama Maula dan Putri, mohon maaf sebesar-besarnya atas peristiwa ini," katanya.
Dedi mengatakan hal ini juga menjadi pelajaran penting bagi siapapun terutama keluarganya sendiri bahwa setiap kegiatan harus direncanakan dengan memperhitungkan berbagai kemungkinan, termasuk keamanan.
"Saya selalu mengimbau agar kegiatan tidak diselenggarakan di ruang sempit dengan jumlah orang yang terlalu banyak. Tapi, karena peristiwa ini sudah terjadi, saya bertanggung jawab terhadap seluruh aktivitas itu, meskipun diselenggarakan oleh kedua mempelai," katanya.
Baca juga: Disdik Jabar tangani masalah kematian siswa SMA Negeri di Garut
Dedi mengatakan atas kejadian yang menimbulkan korban jiwa sementara tiga orang, terdiri atas warga dua orang dan satu anggota kepolisian, dia menugaskan stafnya untuk datang ke lokasi, sementara dirinya di Bandung mengikuti gelaran Sunda Karsa Fest: Pekan Kerajinan Jawa Barat (PKJB) 2025 di mana dirinya dan putri bungsunya Ni Hyang melakukan peragaan busana.
ANTARA di lokasi, mencatat Pesta Rakyat Garut rangkaian acara pernikahan Wakil Bupati Garut Luthfianisa Putri Karlina dengan Maula Akbar putra dari Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi berakhir ricuh saat agenda hiburan dan makan gratis yang digelar di Alun-Alun Garut dan Pendopo Kabupaten Garut, Jumat, menelan tiga korban tewas.
Dari keterangan sejumlah sumber, Jumat, massa dari berbagai kalangan masyarakat sudah berkerumun memadati kawasan tempat diselenggarakannya Panggung Hiburan Rakyat, dan terjadi kericuhan berdesakan di gerbang utama memasuki kawasan Pendopo.
Baca juga: BNN perkuat Desa Bersinar di Garut untuk cegah narkoba
Akibat saling berdesakan di gerbang itu suasana tidak terkontrol menyebabkan sejumlah anak-anak maupun dewasa bertumpuk dan terjadi kericuhan.
Identitas Korban
1. Vania Aprilia 8 tahun, warga Kelurahan Sukamentri, Kecamatan Garut Kota
2. Dewi Jubaedah 61 Tahun
3. Bripka Cecep Saeful Bahri, 39 tahun
Baca juga: Polisi evakuasi mikrobus umum yang masuk jurang di Banjarwangi Garut
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.