Jakarta (ANTARA) - CEO Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Rosan Roeslani menargetkan lembaga yang dipimpinnya dapat menghimpun dan menginvestasikan dana hingga 40 miliar dolar AS atau sekitar Rp662,8 triliun (kurs Rp16.570 per dolar AS) dalam lima tahun ke depan.
“Itu tanpa menggunakan leverage. Itu semua berasal dari modal ekuitas. Kalau saya pakai leverage empat atau lima kali, maka saya punya sekitar 250 miliar dolar AS (sekira Rp4.142,5 triliun) untuk diinvestasikan,” ujar Rosan dalam Forbes CEO Global Conference di Jakarta, Selasa.
Rosan menambahkan saat ini Danantara mengelola aset senilai 1 triliun dolar AS atau sekitar Rp16.570 triliun, dengan kontribusi dividen sekitar 7 miliar dolar AS atau sekitar Rp116 triliun. Ia optimistis angka tersebut akan meningkat seiring dengan perbaikan kinerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
“Kalau saya lihat proyeksi lima tahun ke depan, dividen kami bisa mencapai antara 7 miliar dolar AS hingga 10 miliar dolar AS (sekitar Rp116 triliun hingga Rp165,7 triliun),” katanya.
Untuk memperkuat kapasitas investasi, Rosan mengungkapkan Danantara juga aktif membentuk dana bersama (co-investment funds) dengan sejumlah sovereign wealth fund (SWF) global.
Saat ini, kerja sama telah terjalin dengan mitra dari Qatar Investment Authority (QIA) dan China Investment Corporation (CIC).
Selain itu, Danantara tengah menjajaki kemitraan serupa dengan Uni Emirat Arab (UEA) dan Public Investment Fund Arab Saudi.
“Saya pikir ini akan memberi kami lebih banyak kekuatan untuk berinvestasi di masa depan,” ucap Rosan.
Rosan juga mengungkapkan salah satu agenda besar yang diusung adalah restrukturisasi BUMN. Rosan menyebutkan jumlah BUMN yang saat ini mencapai sekitar 1.000 entitas akan dikonsolidasikan menjadi sekitar 200.
“Kami ingin mengurangi jumlah BUMN dari 1.000 menjadi sekitar 200,” kata dia.
Meski menargetkan pertumbuhan agresif, Rosan menekankan bahwa fokus utama Danantara bukan semata pada peningkatan aset atau dividen, melainkan pada dampak yang lebih luas terhadap perekonomian dan masyarakat.
“Saya tidak hanya memikirkan Danantara, tetapi bagaimana kami dapat memberikan dampak. Tidak hanya dalam hal imbal hasil yang lebih besar, tetapi juga dampak sosial ekonomi,” kata dia.
Baca juga: CEO Danantara tegaskan masih kaji opsi pembayaran utang kereta cepat
Baca juga: Danantara: Bank Himbara hati-hati serap dana pemerintah Rp200 triliun
Baca juga: Danantara: Nilai investasi proyek "waste to energy" capai Rp91 triliun
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.