Beijing (ANTARA) - China menyerukan Filipina untuk menghentikan provokasi dan eskalasi ketegangan di Laut China Selatan, kata juru bicara Komando Teater Selatan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) Tian Junli, Minggu.
“Filipina terus berusaha menarik negara-negara asing untuk menggelar patroli bersama, menyebarkan klaim ilegal di Laut China Selatan, serta merusak perdamaian dan stabilitas kawasan," ujar Tian seperti dikutip Kementerian Pertahanan China.
"Kami dengan tegas memperingatkan Filipina untuk segera berhenti memprovokasi dan meningkatkan ketegangan di Laut China Selatan, karena keterlibatan kekuatan eksternal untuk memberi dukungan pasti akan gagal,” demikian ditambahkan.
Ia menegaskan pasukan Komando Teater Selatan tetap siaga tinggi untuk membela kedaulatan dan keamanan China, sekaligus menjaga perdamaian dan stabilitas di Laut China Selatan.
Sejumlah pulau dan karang di Laut China Selatan selama beberapa dekade menjadi sengketa antara China, Filipina, dan beberapa negara lain di kawasan Asia-Pasifik.
Kawasan tersebut diketahui memiliki cadangan minyak dan gas yang signifikan, termasuk di Kepulauan Paracel, Pulau Thitu, Karang Scarborough, dan Kepulauan Spratly yang mencakup Karang Whitson.
Pada Juli 2016, setelah gugatan yang diajukan Filipina, Pengadilan Arbitrase Permanen di Den Haag memutuskan bahwa China tidak memiliki dasar hukum atas klaim teritorial di Laut China Selatan.
Pengadilan menyatakan pulau-pulau itu bukan wilayah yang disengketakan dan tidak membentuk zona ekonomi eksklusif. Namun, Beijing menolak mengakui maupun menerima putusan tersebut.
Sumber: Sputnik-OANA
Baca juga: Filipina, Jepang, AS gelar latihan gabungan di Laut Cina Selatan
Baca juga: AS tolak rencana China bentuk cagar alam di Karang Scarborough LCS
Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.