China: latihan gabungan di dekat Taiwan jadi peringatan serius

1 day ago 6

Beijing (ANTARA) - Kementerian Luar Negeri China menegaskan bahwa latihan gabungan Komando Palagan Timur Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) di sekitar Pulau Taiwan menunjukkan peringatan serius terhadap pihak yang mendukung "kemerdekaan Taiwan".

"Latihan tersebut merupakan peringatan serius dan tindakan penahanan terhadap pasukan separatis 'kemerdekaan Taiwan' dan langkah yang sah dan perlu untuk mempertahankan kedaulatan dan persatuan nasional karena Taiwan adalah bagian yang tidak dapat dicabut dari wilayah China," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun dalam konferensi pers di Beijing pada Selasa.

Komando Palagan Timur Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) mulai melakukan latihan gabungan pada Selasa (1/4), mengorganisasikan angkatan darat, laut, udara dan roket untuk mendekati Pulau Taiwan dari berbagai arah.

Juru Bicara Komando Palagan Timur Kolonel Senior Shi Yi mengatakan latihan gabungan tersebut berfokus pada patroli kesiapan tempur laut-udara, perebutan keunggulan komprehensif, penyerangan presisi terhadap target maritim dan darat, serta blokade di area utama dan jalur laut untuk menguji kemampuan operasi gabungan pasukan.

"Masalah Taiwan murni urusan internal China yang tidak menoleransi campur tangan eksternal. Partai Progresif Demokratik (DPP) bersikeras untuk mengupayakan 'kemerdekaan Taiwan' dan berupaya untuk meminta dukungan eksternal untuk agenda tersebut dan memecah belah negara. Upaya tersebut sia-sia dan pasti akan gagal," tegas Guo Jiakun.

Dari laporan media pemerintah China, disebutkan Komando Palagan Timur PLA mengatur formasi kapal dan pesawatnya, berkoordinasi dengan pasukan rudal konvensional dan sistem peluncur roket jarak jauh untuk melakukan latihan penyergapan udara, penyerangan terhadap target maritim, serangan terhadap objek darat, dan blokade dan kendali bersama yang ada di perairan di utara, selatan, dan timur Pulau Taiwan.

Shi Yi juga menyebutkan latihan gabungan itu sebagai peringatan dan pencegahan keras terhadap pasukan separatis "kemerdekaan Taiwan" dan menjadi tindakan yang sah dan perlu untuk menjaga kedaulatan dan persatuan nasional China.

Tidak ada nama sandi yang diumumkan untuk latihan gabungan tersebut, berbeda dengan latihan gabungan Komando Palagan Timur PLA pada Mei dan Oktober 2024 yang menggunakan kata sandi "Joint Sword-2024A" dan "Joint Sword-2024B".

Latihan militer tersebut dilakukan setelah Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth mengatakan pada Minggu (30/3) di Jepang bahwa AS akan memastikan "penggentaran yang kredibel" di Selat Taiwan. Hegseth juga mengkritik China dan mengatakan Jepang "sangat diperlukan" untuk mengatasi agresi China.

"Soal kerja sama militer dan keamanan antara AS dan Jepang, selayaknya tidak boleh menargetkan negara ketiga mana pun, atau membahayakan perdamaian dan pembangunan regional. Dengan menyebut China sebagai 'ancaman' dan menggunakannya sebagai dalih, AS telah memicu pertentangan ideologis, serta memicu perpecahan dan konfrontasi," jelas Guo Jiakun.

Negara-negara di kawasan, ungkap Guo Jiakun, perlu tetap waspada dan waspada terhadap praktik semacam itu.

"Mengenai masalah Taiwan, kami mendesak orang-orang tertentu di AS untuk melepaskan ilusi 'menggunakan Taiwan untuk membendung China', mematuhi prinsip satu China dan tiga komunike bersama China-AS dengan tindakan konkret, serta menghormati komitmen yang dibuat oleh AS terkait masalah Taiwan," tambah Guo Jiakun.

Pemimpin Taiwan Lai Ching‑te dan Partai Progresif Demokratik yang mendukungnya memiliki sikap politik berlawanan dengan China dan menyangkal bahwa Taiwan adalah bagian dari China.

Taiwan menyebut China mengerahkan 21 kapal perang di sekitar pulau itu, termasuk kelompok kapal induk Shandong, 71 pesawat militer dan empat kapal penjaga pantai.

Baca juga: China kembali protes soal pernyataan para menlu G7 soal Taiwan

Baca juga: Jepang berencana evakuasi 120 ribu penduduk Okinawa di dekat Taiwan

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |