China: "Golden Dome" AS berisiko dorong kompetisi senjata antariksa

4 hours ago 3

Beijing (ANTARA) - Pemerintah China menegaskan rencana Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk memulai program pertahanan rudal "Golden Dome" berbasis satelit luar angkasa dapat mendorong perlombaan senjata antariksa.

"Proyek tersebut akan meningkatkan risiko mengubah angkasa menjadi zona perang dan menciptakan perlombaan senjata antariksa, serta mengguncang sistem keamanan dan pengendalian senjata internasional," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning dalam konferensi pers di Beijing, Rabu (21/5).

Presiden AS Donald Trump, Selasa (20/5), mengumumkan pelaksanaan program pertahanan rudal "Golden Dome" berbasis satelit antariksa karena dapat menempatkan senjata di luar angkasa dan mencegat rudal saat terbang.

Program dengan biaya sekitar 175 miliar dolar AS itu ditargetkan dapat beroperasi pada akhir masa jabatannya.

"'Golden Dome' bermaksud untuk menciptakan sistem pertahanan rudal yang tidak terbatas, global, berlapis-lapis, dan multidomain," ungkap Mao Ning.

Mao Ning menyebut sistem ini akan memperluas persenjataan AS untuk operasi tempur di luar angkasa, termasuk penelitian dan pengembangan senjata serta penyebaran sistem intersepsi orbital.

"Hal tersebut membuat proyek tersebut memiliki sifat ofensif yang kuat dan melanggar prinsip penggunaan damai dalam Perjanjian Luar Angkasa," kata Mao Ning.

Tindakan Trump itu disebut Mao Ning sebagai inisiatif "America First" lainnya yang menempatkan keamanan mutlak AS di atas segalanya.

"Hal ini melanggar prinsip 'undiminished security for all' (keamanan tanpa terkecuali) dan akan merusak keseimbangan dan stabilitas strategis global. China sangat khawatir," tegas Mao Ning.

Baca juga: Trump luncurkan rencana sistem pertahanan rudal 'Golden Dome'

China, ungkap Mao Ning, mendesak AS untuk menghentikan pengembangan dan pengerahan sistem antirudal global, dan mengambil tindakan konkret untuk meningkatkan kepercayaan strategis antara negara-negara besar dan menegakkan stabilitas strategis global.

Golden Dome direncanakan akan mencakup kemampuan persenjataan berbasis darat dan antariksa yang dapat mendeteksi dan menghentikan rudal di keempat tahap utama serangan potensial.

Keempat tahap utama serangan potensial itu adalah mendeteksi dan menghancurkan sebelum peluncuran, mencegat pada tahap awal penerbangan, menghentikan di tengah lintasan di udara, atau menghentikan saat menit-menit terakhir ketika rudal turun menuju target.

Tindakan-tindakan itu dapat dilakukan karena aksi pencegatan berbasis pada kemampuan satelit dan sensor di antariksa.

Wakil Kepala Operasi Luar Angkasa AS Jenderal Michael Guetlein ditunjuk sebagai orang yang bertanggung jawab untuk mengawasi kemajuan Golden Dome.

Sementara Kantor Anggaran Kongres AS memperkirakan hanya komponen berbasis ruang angkasa Golden Dome dapat menelan biaya 161 - 542 miliar dolar AS selama 20 tahun ke depan.

Trump telah meminta 25 miliar dolar AS sebagai awal untuk program tersebut dalam rancangan undang-undang keringanan pajak yang perlu disetujui oleh Kongres.

"Golden Dome" disebut menjadi upaya Pentagon untuk menanggulangi rudal-rudal canggih terbaru yang dikembangkan China dan Rusia, termasuk menempatkan satelit dengan kemampuan menonaktifkan satelit penting bagi AS.

AS sebelumnya sudah memiliki banyak kemampuan pertahanan rudal, termasuk rudal Patriot yang telah diberikan AS ke Ukraina untuk mempertahankan diri dari rudal serta serangkaian satelit di orbit untuk mendeteksi peluncuran rudal.

Pesawat dan kapal perang AS juga membantu Israel menangkal serangan Iran tahun lalu dan telah berulang kali menembak jatuh rudal dan pesawat tak berawak yang diluncurkan ke kapal Israel oleh pemberontak Houthi Yaman yang didukung Teheran.

Baca juga: Pentagon kembangkan rancangan sistem pertahanan rudal "Golden Dome"

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |