Beijing (ANTARA) - Tiongkok dan Amerika Serikat terus melanjutkan konsultasi perdagangan di tengah meningkatnya ketegangan ekonomi kedua negara, sebut pernyataan Kementerian Perdagangan China, Selasa.
“Kedua pihak tetap menjalin komunikasi dalam kerangka mekanisme konsultasi perdagangan China-AS dan telah menggelar pembicaraan tingkat kerja kemarin,” kata kementerian itu dalam pernyataannya.
Empat putaran konsultasi sebelumnya, lanjut kementerian tersebut, menunjukkan bahwa kedua negara masih mampu menemukan solusi atas berbagai persoalan berdasarkan prinsip saling menghormati dan kesetaraan.
Baca juga: AS yakin isu ekspor dengan China bisa diselesaikan sekali jabat tangan
Namun, Kementerian Perdagangan Tiongkok itu memperingatkan bahwa Washington tidak dapat di satu sisi menyerukan dialog, tetapi di sisi lain mengancam, menekan, atau memberlakukan pembatasan baru terhadap Beijing.
“Ini adalah pendekatan yang keliru dalam berinteraksi dengan China,” ujar pernyataan tersebut.
Pernyataan itu muncul setelah Presiden AS Donald Trump pada Jumat mengancam akan mengenakan tarif hingga 100 persen terhadap produk asal China pada atau sebelum 1 November, dengan alasan apa yang disebutnya sebagai “sikap agresif” Beijing dalam perdagangan.
Sebagai tanggapan, Kementerian Perdagangan China mengumumkan bahwa mulai 8 November, Beijing akan menerapkan pengendalian ekspor terhadap sejumlah komoditas strategis, termasuk unsur tanah jarang menengah dan berat, baterai litium, bahan anoda grafit buatan, serta peralatan penambangan dan pemrosesan logam tanah jarang dan bahan berkekuatan tinggi.
Langkah tersebut dinilai sebagai upaya China untuk menekan balik kebijakan proteksionis AS dan mempertahankan kepentingannya dalam rantai pasok global, di tengah meningkatnya rivalitas teknologi dan ekonomi kedua negara.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Xi Jinping-Donald Trump bicara di telepon, bahas TikTok hingga dagang
Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.