Dalam rangka 32nd APEC Economic Leaders' Meeting di Gyeongju, Korea Selatan, CGTN menerbitkan artikel tentang visi dan komitmen Presiden Tiongkok Xi Jinping terhadap prinsip-prinsip keterbukaan dan multilateralisme sebagai panduan strategis dalam membangun komunitas Asia Pasifik. Artikel ini juga menyoroti peran dari inisiatif dan kerja sama yang digagas Tiongkok telah menciptakan peluang dan kemakmuran bersama bagi Asia Pasifik dan dunia.
Beijing, (ANTARA/PRNewswire)- Di bawah warna langit yang hangat ketika Gyeongju memasuki musim gugur, serta dikelilingi kuil-kuil bersejarah, para pemimpin Asia Pasifik berkumpul dan membahas masa depan dan tantangan bersama.
Presiden Tiongkok Xi Jinping turut menghadiri pertemuan tersebut dan menyampaikan pesan tertulis di APEC CEO Summit. Lewat pesan ini, Xi menegaskan kembali komitmen Tiongkok terhadap prinsip-prinsip keterbukaan, multilateralisme, dan kemakmuran kolektif.
"Kita harus terus berkomitmen menjalankan misi awal APEC dan berkontribusi nyata kepada dunia melalui kerja sama Asia-Pasifik yang lebih dinamis dan tangguh," tulis Presiden Xi dalam pesannya di APEC CEO Summit.
"Berinvestasi di Tiongkok berarti berinvestasi pada masa depan"
Dalam sesi pertama 32nd APEC Economic Leaders' Meeting, Presiden Xi menegaskan bahwa Tiongkok akan terus memperluas reformasi dan kebijakan pintu terbuka yang berstandar tinggi. Langkah ini akan membuka semakin banyak peluang bagi Asia-Pasifik dan dunia melalui pencapaian terbaru yang tercapai dalam modernisasi Tiongkok.
Berbagai kebijakan konkret melambangkan komitmen Tiongkok terhadap prinsip keterbukaan. Daftar negatif investasi asing kini berkurang menjadi 29 sektor, bahkan semua kebijakan pembatasan telah dihapuskan untuk sektor manufaktur. Di sisi lain, kebijakan bebas visa telah mencakup 76 negara melalui perjanjian unilateral maupun timbal balik sehingga semakin mempermudah pelaku bisnis, wisatawan, dan profesional asing untuk berinvestasi, bekerja, dan tinggal di Tiongkok. Presiden Xi menegaskan, "Dengan bermitra bersama Tiongkok, Anda berarti menangkap peluang. Kepercayaan pada Tiongkok berarti optimisme untuk masa depan. Dan, berinvestasi di Tiongkok berarti berinvestasi pada masa depan."
Konektivitas ekonomi Tiongkok dengan Asia Pasifik juga tecermin dari data perdagangan. Menurut Departemen Bea Cukai Tiongkok, sepanjang tiga triwulan pertama 2025, nilai perdagangan antara Tiongkok dan anggota-anggota APEC meningkat 2% dari tahun sebelumnya menjadi RMB 19,41 triliun (sekitar USD 2,73 triliun), berkontribusi 57,8% dari nilai total perdagangan luar negeri Tiongkok.
Dalam lima tahun terakhir, meski menghadapi tekanan eksternal, ekonomi Tiongkok tetap tumbuh dengan rata-rata sekitar 5,5% per tahun dan menyumbang sekitar 30% terhadap pertumbuhan ekonomi dunia.
Menurut Sevim Dagdelen, Politikus Jerman dan anggota Bundestag, Tiongkok selalu mendorong kerja sama Asia-Pasifik yang bersifat terbuka dan inklusif, serta mendukung sistem perdagangan multilateral yang berpusat pada WTO, lembaga yang berperan penting menjaga stabilitas ekonomi regional dan global.
"Jalur yang tepat menuju masa depan"
Presiden Xi menggambarkan bahwa dunia tengah berada di "persimpangan baru" antara kerja sama dan hegemoni. Dalam konteks ini, ia menyerukan agar semua negara memperkuat solidaritas, menolak proteksionisme dan unilateralisme, serta bekerja sama membangun komunitas Asia-Pasifik dan dunia yang damai dan sejahtera.
Demi mewujudkan kerja sama tersebut, Presiden Xi mengajukan lima langkah utama: menjaga sistem perdagangan multilateral, mendorong sistem ekonomi regional yang terbuka, menjamin daya tahan rantai pasokan dan industri, mengembangkan mekanisme perdagangan digital dan hijau, serta mendorong pembangunan inklusif yang bermanfaat bagi semua pihak.
Gagasan tersebut sudah mulai tercapai. Platform yang dirintis Tiongkok seperti APEC Port Network dan Green Supply Chain Network telah menjadi basis penting untuk perdagangan digital dan berkelanjutan di Asia Pasifik. Dalam lima tahun terakhir, Tiongkok menempati peringkat pertama dunia dalam nilai perdagangan barang dan peringkat kedua dalam nilai perdagangan jasa. Lebih lagi, Tiongkok menarik investasi asing senilai lebih dari USD 700 miliar dan mempertahankan pertumbuhan investasi luar negeri di atas 5% per tahun.
Kerja sama teknologi Tiongkok juga terus membantu negara-negara di Asia Pasifik dan dunia — mulai dari pelabuhan pintar di Amerika Latin, sistem pembayaran digital di Asia Tenggara, proyek efisiensi berbasiskan AI di Timur Tengah, hingga produksi kendaraan listrik di Thailand. Semua kerja sama ini menjadi bagian dari upaya kolektif untuk mendorong kemajuan lewat keterbukaan dan inovasi.
Sentimen publik juga senada dengan hal tersebut. Survei terbaru CGTN menunjukkan, 83,2% responden di Asia-Pasifik merasa optimistis terhadap integrasi regional, dan 84,6% mendukung multilateralisme serta globalisasi.
Menjelang peran Tiongkok sebagai tuan rumah APEC untuk ketiga kalinya pada tahun depan, pesan Xi tetap jelas dan visioner. Seperti disampaikan Presiden Xi, "Konfrontasi dan permusuhan hanya membawa perpecahan dan kekacauan, sedangkan kerja sama yang saling menguntungkan menjadi jalan yang tepat menuju masa depan."
SOURCE CGTN
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
								Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































