Buruh mulai tinggalkan kawasan Monas

2 weeks ago 5

Jakarta (ANTARA) - Ribuan buruh yang merayakan Hari Buruh Internasional 2025 (May Day) mulai meninggalkan kawasan Monas, Jakarta Pusat, dengan tertib setelah Presiden Prabowo Subianto selesai berpidato.

Informasi yang dihimpun ANTARA, di Jakarta, Kamis, mereka meninggalkan kawasan Monas dengan kelompoknya masing-masing sesuai atribut yang melekat pada diri mereka seperti kaus, baju, maupun ikat kepala.

Baca juga: Ribuan buruh mulai padati Monas

Para buruh menuju kendaraan masing-masing, ada yang ke tempat parkiran sepeda motor, mobil, maupun menunggu bus jemputan di tepi jalan.

Selain itu, ada pula yang masih duduk di sekitar kawasan Monas dengan bergerombol sambil menikmati hidangan makan siang berupa nasi kotak.

Pada peringatan Hari Buruh 2025, situasi di kawasan Monas juga terbilang kondusif tidak ada gesekan maupun aksi yang mengganggu keamanan.

Meski ada sejumlah serikat ataupun federasi yang memilih merayakan May Day dengan menggelar orasi di sekitar kawasan Patung Kuda dan pintu masuk Monas.

Baca juga: Ratusan bus pembawa buruh terus berdatangan ke Monas

Hingga pukul 14.00 WIB masih ada beberapa buruh yang menunggu jemputan dan lalu lintas di kawasan Monas juga masih terkendali.

Sebelumnya, Polda Metro Jaya menyiapkan sebanyak 13.252 personel gabungan untuk mengamankan kegiatan Hari Buruh Internasional atau May Day pada Kamis (1/5).

Belasan ribu personel gabungan itu yang terdiri dari 9.591 personel Polri, 3.385 personel TNI dan 276 personel pemerintahan daerah.

Peringatan Hari Buruh atau May Day dipusatkan di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, dan diperkirakan dihadiri oleh sekitar 200 ribu buruh dari Jabodetabek dan sekitarnya.

Baca juga: Buruh manufaktur sempat menggelar orasi di depan Patung Kuda

Baca juga: Hari Buruh, Polisi siagakan petugas di titik strategis

Dalam aksinya, para buruh akan menyampaikan enam aspirasi, diantaranya meminta disahkan Rancangan Undang Undang (RUU) Pokok Ketenagakerjaan. Kemudian juga menuntut untuk penetapan upah layak nasional, serta menegakkan tindak pidana korupsi.

Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |