Bukan sekadar kain, batik bagian dari perjalanan sejarah

1 month ago 15

Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamen Ekraf) Irene Umar menegaskan bahwa batik tidak hanya sekadar kain, melainkan salah satu dari bagian perjalanan sejarah yang perlu dilestarikan.

"Batik bukan hanya sebuah kain, tapi suatu perjalanan sejarah. Kita bisa melihat seperti apa evolusi dari berbagai budaya yang terpengaruh dalam suatu kain batik. Let’s remember this moment as something that’s sacred,” kata Wamen Ekraf Irene dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.

Wamen Irene Umar mendorong pengrajin batik dari kalangan generasi muda untuk menjaga warisan budaya dan meningkatkan kualitas dalam industri kreatif melalui batik.

Baca juga: Kemenperin dan YBI tarik minat membatik generasi muda lewat GBN 2025

Menurut dia, ekonomi kreatif dan budaya itu saling berkaitan.

Sejalan dengan hal tersebut, Kementerian Ekraf selalu menanamkan diplomasi budaya agar semua orang mengenal bahwa batik berasal dari Indonesia dan setiap motif punya cerita yang begitu khas.

Ia menyampaikan apresiasi terhadap koleksi Batik Oey Soe Tjoen sebagai batik tulis halus tertua yang sering diburu para kolektor internasional.

Baca juga: Kemenperin: Standardisasi solusi industri batik hadapi dinamika global

Diketahui, Batik Oey Soe Tjoen (Batik OST) merekam sejarah Indonesia melalui berbagai motif yang dipengaruhi budaya Jawa, peranakan Tionghoa, Eropa, Asia, dan Arab sejak tahun 1925 di Kedungweni, Pekalongan.

Resmi berusia 100 tahun, perjalanan panjang merek batik OST mulai dikenal sebagai salah satu warisan budaya Indonesia.

Pameran Karya 3 Generasi yang diselenggarakan batik OST menjadi kesempatan bagi para penikmat batik untuk melihat keragaman motif dan warna yang menawan.

Baca juga: Batik "Dua Rumpun Enam Suku" OKU Selatan terima hak cipta KemenkumHAM

Irene menyebut, batik tulis halus yang semakin langka harus terjaga cerita keindahannya dari generasi ke generasi.

Kementerian Ekraf juga senantiasa berkomitmen memberi perlindungan terhadap batik tulis melalui jaminan Hak Kekayaan Intelektual (HaKI).

“Saya melihat batik yang mengikuti perkembangan zaman. Melalui pameran ini, saya amati ada konsistensi kain batik tercipta dari 3 generasi dan tiap generasi punya perbedaan keunikan dan autentik dari masing-masing pembatik,” ucap Wamen Ekraf Irene.

Baca juga: Pemkot kenalkan empat batik khas Madiun di ajang Kriya Wastra 2025

Sebagai bagian dari rangkaian 100 tahun Rumah Batik OST, para pejuang ekraf bisa melihat dan menyaksikan langsung Pameran Batik Oey Soe Tjoen di Galeri Emiria Soenassa TIM pada 25 Juli – 3 Agustus 2025.

Tema pameran yang diangkat tahun ini yaitu "Keteguhan Hati Merawat Warisan", yang berarti sehelai kain batik bisa menemukan potensi diplomasi dan evolusi budaya Indonesia supaya generasi muda mampu melestarikan serta mempromosikan batik khas Indonesia secara global.

"Mari, kita sebarkan batik dari Indonesia ke seluruh dunia lewat diplomasi batik," kata Irene Umar.

Baca juga: Pemprov Bengkulu gelar Karnaval Batik Besurek meriahkan Festival Tabut

Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |