BRIN kukuhkan lima profesor riset baru ilmu tanah hingga elektrokimia

2 months ago 8

Jakarta (ANTARA) - Majelis Profesor Riset Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk kedua kalinya pada tahun ini mengukuhkan lima profesor riset baru dengan berbagai kepakaran, dari bidang ilmu kesuburan tanah hingga elektrokimia.

"Prosesi sidang terbuka pengukuhan profesor riset merupakan bentuk nyata kontribusi positif BRIN dalam mencapai keunggulan sumber daya manusia Indonesia," kata Wakil Kepala BRIN Amarulla Octavian dalam sidang terbuka pengukuhan profesor riset di Jakarta, Rabu.

Ia menekankan semakin banyak profesor menjadi salah satu indikator keunggulan peradaban dan teknologi yang dikuasai suatu negara.

Dalam kesempatan ini, lima pakar yang dikukuhkan menjadi profesor riset, yakni A Arivin Rivaie (kepakaran kesuburan tanah dan nutrisi tanaman), Djunijanti Peggie (kepakaran biosistematika dan konservasi kupu-kupu), Woro Riyadina (kepakaran epidemiologi penyakit tidak menular (PTM), Parwati (kepakaran teknik ekstraksi informasi geo-bio-fisik lingkungan terestrial), dan Aris Mukimin (kepakaran teknologi elektrokimia).

Ia menjelaskan Prof Arivin secara konsisten aktif melakukan penelitian tentang pengelolaan lahan pupuk dan pembenah tanah, khususnya pengelolaan pupuk fosfor di lahan kering masam.

"Hasil-hasil publikasi penelitiannya berkait aplikasi langsung fosfat alam sebagai sumber fosfor alternatif yang ditambah dengan bahan organik dan mikroba pelarut fosfor menjadi produk pupuk berbasis fosfat alam," ujarnya.

Baca juga: Kepala BRIN: Indonesia tak perlu ikut-ikutan buat "ChatGPT"

Ia mengatakan Prof Djunijanti Peggie secara konsisten telah mendalami riset biodiversitas, konservasi, dan akselerasi pengetahuan kupu-kupu di Indonesia, dan telah berhasil menemukan tiga spesies baru dan dua subspesies baru.

Selain itu, Prof Woro Riyadina aktif melakukan riset epidemiologi dan biostatistik, khususnya pada epidemiologi penyakit tidak menular melalui pendekatan biopsikososial, yang telah diterapkan dalam menyusun sistem skoring kardiovaskular untuk stroke dan jantung koroner kepada masyarakat Indonesia usia di atas 25 tahun.

Ia menjelaskan visualisasi model prediksi dalam bentuk kartu risiko kardiovaskular sudah direkomendasikan ke Direktur Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, bermanfaat untuk program pencegahan stroke di Indonesia.

Ia mengatakan Prof Parwati aktif melakukan riset dengan fokus teknik ekstraksi informasi geo-biofisik lingkungan terestrial, khususnya untuk smart monitoring berbasis teknologi satelit penginderaan jauh untuk mengelola dan mencegah kebakaran hutan dan kebakaran lahan di Indonesia.

Selain itu, katanya, Prof Aris Mukimin telah berhasil mengembangkan teknologi elektrokimia yang dibuat dari elektroda sacrificed dan unsacrificed dalam tiga model reaktor, dalam upaya menciptakan ekosistem air bersih di Indonesia.

"Menjadi profesor bukan sekadar simbol prestasi, melainkan bentuk pengakuan atas kecakapan, profesionalisme, dan dedikasi yang mendalam terus-menerus dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi," ucap Amarulla Octavian.

Baca juga: Temukan bukti tsunami purba, BRIN soroti pembangunan di sekitar YIA

Baca juga: YKAN-BRIN kerja sama teliti satwa langka di Kaltim

Baca juga: Peneliti nilai pemisahan pemilu bisa tingkatkan partisipasi pemilih

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |