Serang (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menerima sejumlah sampel tanah dari lokasi terdampak radiasi radionuklida Cesium-137 (Cs-137) di Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, Banten, untuk dianalisis tingkat kontaminasinya guna memastikan proses dekontaminasi berjalan efektif dan aman bagi masyarakat.
Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Rasio Ridho Sani mengatakan uji laboratorium menjadi tahapan penting dalam verifikasi hasil dekontaminasi.
“Sampel tanah dari lokasi C1 dan F sudah dikirim ke BRIN untuk uji coring. Hasilnya akan menunjukkan sejauh mana pembersihan yang telah dilakukan berhasil menurunkan tingkat radiasi,” kata Rasio di Kota Serang, Senin.
Rasio menegaskan pendekatan ilmiah melalui riset BRIN diperlukan agar keputusan pemerintah memiliki dasar teknis yang kuat.
Baca juga: KLH: Keselamatan warga jadi prioritas penanganan kontaminasi Cs-137
“Penanganan Cs-137 ini tidak bisa hanya administratif. Harus berbasis data ilmiah dan hasil laboratorium agar keputusan yang diambil benar-benar menjamin keselamatan,” kata dia.
Komandan Satuan KBRN (Kimia, Biologi, Eadiologi, dan Nuklir) Gegana Brimob Kombes Pol Yopie Indra Prasetya Sepang menjelaskan hasil uji BRIN nantinya menjadi acuan bagi Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) dalam menetapkan status clear and clean suatu lokasi.
“Jika hasilnya menunjukkan dosis radiasi sudah di bawah ambang batas, Bapeten dapat menyatakan lokasi bersih,” ujarnya.
Sementara itu Kolonel Czi Yudil Hendro dari Nubika (Nuklir, Biologi, dan Kimia) TNI AD mengatakan proses stripping dan coring dilakukan dengan sangat hati-hati di lapangan.
“Kami hanya menghentikan pembersihan setelah alat deteksi menunjukkan dosis radiasi di bawah 2,5 mikrosievert. Setelah itu sampel dikirim ke BRIN untuk verifikasi laboratorium,” katanya.
Baca juga: KLH: 248 ton material terkontaminasi Cs-137 diangkat dari Cikande
Rasio menambahkan jika hasil laboratorium menunjukkan tingkat radiasi masih di atas standar, pemerintah akan melakukan dekontaminasi tambahan. “Kami tidak ingin ada risiko tersisa bagi masyarakat. Semua lokasi harus betul-betul aman sebelum dinyatakan selesai,” ujarnya.
Langkah ini, kata Rasio, menunjukkan sinergi antara lembaga riset, aparat keamanan, dan pemerintah daerah, dalam penanganan kasus Cs-137.
“Kami bekerja dengan prinsip kehati-hatian, ilmiah, dan kolaboratif untuk memastikan keselamatan masyarakat dan keberlanjutan kegiatan industri,” ujarnya.
Pemerintah memastikan seluruh hasil uji BRIN akan diserahkan kepada Bapeten sebelum keputusan akhir status keamanan kawasan diumumkan. “Kami ingin proses ini transparan, akuntabel, dan berbasis bukti ilmiah,” kata Rasio.
Baca juga: Pemerintah relokasi 30 KK percepat dekontaminasi Cesium-137 di Cikande
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































