Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Ahmad Haikal Hasan mengatakan forum halal lintas negara sangat penting untuk memperkuat ekosistem halal di kawasan.
"Selain untuk memperkuat ekosistem halal kawasan sekaligus mengokohkan peran Indonesia di kancah ekonomi halal global. Terlebih saat ini halal telah menjadi competitive advantage (keunggulan kompetitif) dalam ekosistem halal global," kata Haikal dalam keterangannya yang dikutip di Jakarta, Senin.
Salah satu forum halal yang baru-baru ini diadakan adalah antara Indonesia dengan Australia dan Selandia Baru pada pekan lalu di Melbourne, Australia, yang merupakan bagian dari inisiatif BPJPH untuk membentuk ASEAN-Australia-New Zealand Halal Forum.
Inisiatif ini berjalan dengan mempertemukan perwakilan dari 15 lembaga halal luar negeri (LHLN) dari Australia dan Selandia Baru.
Forum memberikan kesempatan untuk bertukar ide, berbagi pengetahuan, dan mendiskusikan berbagai tantangan serta peluang dalam sektor kerja sama jaminan produk halal, termasuk saling pengakuan sertifikat halal dan standardisasi halal.
Sesi ini juga menjadi wadah bagi berbagai LHLN untuk menyampaikan masukan dan perspektif mereka, serta komitmen untuk mengembangkan perdagangan dan industri halal bersama-sama.
"Australia-New Zealand Halal Forum ini sangat penting," kata Haikal.
Besarnya pengaruh standar halal yang direpresentasikan melalui sertifikasi halal, lanjut Haikal, tak terlepas dari fakta bahwa halal telah menjadi standar universal.
Bahkan halal telah bermetamorfosa sebagai gaya hidup yang dapat ditelusuri, terpercaya, dan transparan dari hulu hingga ke hilir.
"Halal telah menjadi lifestyle dan modern civilization. Bahkan sebagian masyarakat di berbagai negara menganggap halal sebagai symbol of health, symbol of clean, symbol of quality," ujar Haikal.
Lebih lanjut, ia juga mengatakan saat ini transaksi produk halal Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan dengan negara-negara seperti China, Brasil, Amerika Serikat, dan Prancis.
Namun, BPJPH terus optimis untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas ekspor produk halal Indonesia, dimana produk bersertifikat halal di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup signifikan, yang sekarang mencapai sekitar 7,7 juta produk bersertifikat halal.
Angka tersebut ia sebut akan semakin bertambah menjelang wajib bersertifikat halal pada 18 Oktober 2026.
"Artinya kalau kita menggeliat sedikit saja dengan tertib halal, maka peran kita untuk membawa halal Indonesia untuk masyarakat dunia dapat terwujud," katanya.
Dalam upaya memanfaatkan peluang besar itu, rencana pengembangan sistem sertifikasi halal, termasuk harmonisasi standardisasi halal seperti ISO akan menjadi fokus dan target BPJPH mendatang.
Baca juga: RI-Australia bahas penguatan kerja sama ekspor-impor produk halal
Baca juga: BPJPH rencanakan skema sertifikasi halal gratis bagi usaha warteg
Baca juga: BPJPH tingkatkan kualitas layanan lewat forum konsultasi publik
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.