Garut (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Jawa Barat, mengerahkan tim gabungan untuk menanggulangi daerah yang terdampak bencana banjir bandang di Kecamatan Banyuresmi dengan membersihkan lingkungan dan juga bantuan logistik untuk masyarakat.
"Tim BPBD Kabupaten Garut terus melakukan pemantauan perkembangan situasi di lapangan, pendataan, dan penanganan," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Garut Aah Anwar Saefuloh di Garut, Jumat.
Ia menuturkan hujan dengan intensitas tinggi pada Kamis (30/10) menyebabkan aliran air meluap, lalu menggenangi pemukiman rumah warga di Desa Sukalaksana dan Desa Sukaraja di Kecamatan Banyuresmi.
Beruntung peristiwa itu, kata dia, tidak menimbulkan korban jiwa, hanya menyisakan tumpukan sampah yang menyumbat aliran sungai dan juga lingkungan kotor akibat sisa lumpur banjir yang saat ini oleh petugas gabungan sedang dibersihkan.
Baca juga: Garut diterjang banjir bandang, ratusan rumah terendam hingga 1 meter
"Unsur Forkopimcam Banyuresmi bersama perangkat desa dan masyarakat setempat berupaya melakukan pembersihan sampah di area jembatan yang tersumbat serta memastikan aliran Sungai Cibuyutan kembali lancar," katanya.
Selain itu pihaknya telah menyiapkan bantuan logistik untuk kebutuhan mendesak masyarakat yang terdampak, perlengkapan tidur, kemudian menurunkan alat berat untuk mempercepat pengangkutan lumpur maupun sampah.
Banjir bandang tersebut, kata dia, menyebabkan 60 rumah dan satu mushala terdampak di Kampung Babakan Wetan, kemudian 24 rumah dan masjid di Kampung Sarianteun, serta 13 rumah, satu masjid, dan fasilitas pendidikan SMPN 3 Banyuresmi di Kampung Lio, dan 24 rumah terendam di Kampung Cibuyutan.
"Kejadian ini menggenangi beberapa petak kebun dengan ketinggian sekitar 50 centimeter sampai dengan 100 centimeter," katanya.
Baca juga: Hujan deras picu banjir dan longsor di 7 kecamatan Kabupaten Garut
Ia menyampaikan kejadian banjir itu disebabkan beberapa faktor yang berawal dari hujan deras, kondisi saluran yang tidak mampu menampung debit air, kemudian jembatan yang dibuat warga terlalu pendek sehingga menyumbat sampah yang akhirnya meluap ke permukaan.
Kejadian banjir di daerah itu, kata dia, bukan yang pertama. Sebelumnya sudah beberapa kali terjadi saat musim hujan dan saat ini diperparah karena sedimentasi Sungai Cibuyutan.
"Peristiwa serupa telah beberapa kali terjadi di lokasi tersebut, terutama saat hujan dengan intensitas tinggi melanda wilayah tersebut," katanya.
Sampai saat ini tim gabungan masih siaga untuk membersihkan lingkungan yang terdampak banjir dengan peralatan kebersihan, termasuk menurunkan mobil tangki air berkapasitas 5.000 liter dari BPBD Garut, PMI, dan Disdamkar, selanjutnya backhoe loader dari Dinas PUPR Garut, dan truk.
Baca juga: Pemkab Garut cabut status tanggap darurat banjir dan longsor
Pewarta: Feri Purnama
Editor: Risbiani Fardaniah
								Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































