BNPB tekankan peran dunia usaha dalam mitigasi bencana

11 hours ago 7

Mataram (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menekankan pentingnya peran dunia usaha dalam mitigasi bencana, utamanya memberikan pendampingan terhadap masyarakat.

Direktur Kesiapsiagaan BNPB Pangarso Suryotomo dalam diskusi "Peran Lembaga Usaha dalam Pembelajaran Gempa Lombok" terkait dengan Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) 2025 diselenggarakan di Graha Bakti Praja Kantor Gubernur NTB di Mataram, Minggu, mengatakan gempa bumi mengguncang Kabupaten Lombok Timur, 5 Agustus 2018, menyebabkan korban jiwa dan kerusakan infrastruktur.

Kerusakan masif ini, ujarnya, tentunya memengaruhi aspek penghidupan masyarakat, khususnya mata pencaharian dan perekonomian warga.

Ia menegaskan bahwa fokus utama yang harus diprioritaskan saat ini, mengelola kapasitas dan ketahanan yang dimiliki seluruh aspek kemasyarakatan.

Peran seluruh pentaheliks, ujarnya, menjadi penting karena penanggulangan bencana urusan bersama.

Untuk itu, Pangarso menekankan bahwa dunia usaha memiliki peran penting dalam pendampingan masyarakat. Hal ini ditandai dengan beragam program tanggung jawab sosial perusahaan yang sudah mulai menjangkau fase prabencana.

Baca juga: BNPB latih masyarakat mitigasi tsunami lewat Desa Tangguh Bencana

Deputi Bidang Pencegahan BNPB Prasinta Dewi menyatakan besarnya dukungan dunia usaha untuk penanggulangan bencana harus diiringi dengan perencanaan dan inventarisasi sehingga distribusi bantuan atau dukungan yang diberikan dapat diterima masyarakat secara tepat guna.

"Kita mulai harus menginvetaris kekuatan kita, mulai dari sumber daya manusia, logistik dan peralatan serta mengidentifikasi kebutuhan masyarakat dengan tepat," ujarnya.

Hal ini, ujarnya, harus dimulai dengan perencanaan yang baik, karena mitigasi dan kesiapsiagaan merupakan investasi yang lebih terjangkau dibandingkan dengan yang harus diberikan ketika terjadi bencana.

Ia menekankan pentingnya perencanaan dan kesiapan di tingkat dunia usaha.

Ia menjelaskan pentingnya peta kekuatan wilayah berbasis data dunia usaha, inventarisasi sumber daya logistik, dan kebutuhan warga terdampak.

"Prabencana adalah bentuk investasi. Biaya kesiapsiagaan jauh lebih kecil dibandingkan biaya kedaruratan," ujarnya.

Ia juga menggarisbawahi perlunya sinergitas program mitigasi dunia usaha dan penyusunan dokumen rencana kontingensi yang menjadi pegangan bersama dalam menghadapi potensi bencana di masa mendatang.

"Tidak hanya sebagai pemberi manfaat, namun dunia usaha juga menjadi salah satu sektor yang terdampak bencana. Untuk itu diperlukan pelatihan dan peningkatan kapasitas bagi setiap insan dalam lembaga usaha sehingga dunia usaha mampu memahami risiko bencana, menyusun rencana kesiapsiagaan, meminimalkan potensi kerugian serta memastikan kesinambungan operasional perusahaan saat dan setelah terjadi bencana," katanya.

Baca juga: Mitigasi bencana dikenalkan sejak dini di Pulau Seribu

Baca juga: Dosen Unhas Makassar terbitkan buku mitigasi kebencanaan

Baca juga: Kota Mataram jadi tuan rumah Hari Kesiapsiagaan Bencana 2025

Pewarta: Nur Imansyah
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |