Pangkalpinang (ANTARA) - Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia memperkuat intelijen untuk menghancurkan sindikat jaringan narkoba sebagai komitmen BNN mendukung Astacita Presiden RI Prabowo Subianto memerangi dan memberantas barang haram itu.
"Kami melakukan penguatan intelijen dan ini sangat penting untuk menghancurkan sindikat narkoba ini," kata Kepala BNN RI Mathinus Hukom di Pangkalpinang, Kamis.
Mathinus mengatakan bahwa penguatan intelijen ini sesuai dengan arahan Presiden Prabowo Subianto. Presiden mengarahkan tanpa intelijen yang kuat maka Indonesia tidak akan mampu menghancurkan sindikat penyelundupan, korupsi, dan narkoba.
"Saya bertugas di intelijen tidak lama hanya 23 tahun, sebagai direktur di intelijen 5 tahun, analisis intelijen 15 tahun, dan menangani teroris hingga sampai pada level zero etek pada tahun 2023 sebelum saya meninggalkan Densus 88," katanya.
Kepala BNN ini menyatakan bahwa pendekatan intelijen ini sangat penting agar pemetaannya jelas dan bertindak secara intelijen. Tidak datang memberikan aspek formal, datang mendekati, lalu pulang membuat laporan dan negara tidak boleh hadir seperti itu.
Baca juga: BNN petakan pintu masuk narkoba jaringan internasional
Baca juga: BNN: Efisiensi anggaran tidak melemahkan pemberantasan narkoba
"Negara harus hadir dengan kekuatan penuh dengan berbagai macam bingkai pemikiran menyelesaikan permasalahan itu," katanya.
Ia mengaku sudah bertemu dengan Kepala BIN Republik Indonesia untuk membicarakan bagaimana membangun kekuatan intelijen untuk menjaga pintu-pintu masuk narkoba jaringan internasional di seluruh wilayah pesisir pantai dan perbatasan Indonesia.
"Kemarin kami berhasil menangkap dan mencegah peredaran narkoba senilai Rp1 triliun di Indonesia. Ini karena kekuatan intelijen yang bekerja secara profesional," katanya.
Menurut dia, apa yang dilakukan intelijen ini, yaitu pemetaan, jaringan, penguatan potensi-potensi masyarakat untuk melawan, dan memerangi peredaran gelap narkoba ini.
"Di sini ada danrem, kejati, polda, dan mari duduk bersama-sama. Akan tetapi, ingat jangan sampai kalau sudah duduk bersama, bocor," katanya.
Pewarta: Aprionis
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2025