Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperluas pelaksanaan operasi modifikasi cuaca untuk hujan buatan ke Kalimantan Barat dan sejumlah daerah di Sumatera.
“Menyusul keberhasilan penyemaian hujan buatan di Riau sejak 21 Juli 2025. Operasi mulai digelar di Kalimantan Barat 24 Juli, dan pada hari pertama sudah menunjukkan hasil awal berupa hujan ringan,” kata Deputi Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto di Jakarta, Sabtu.
Menurut dia, perluasan operasi dilakukan secara bertahap ke provinsi-provinsi rawan kebakaran hutan dan lahan di Sumatera, termasuk Sumatera Barat, Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan Jambi. Masing-masing daerah menggunakan armada udara sesuai karakteristik wilayahnya.
Baca juga: Hujan buatan padamkan seluruh titik panas di Riau
Operasi modifikasi cuaca di Sumatera Barat berlangsung pada 25–29 Juli 2025 menggunakan pesawat Grand Caravan 208B, sementara di Sumatera Utara digelar 26–31 Juli dengan dukungan pesawat Casa 212-200 milik TNI AU.
Adapun Provinsi Jambi melaksanakan operasi pada 25–31 Juli dengan pesawat Thrush S2R-T34.
"Di Sumatera Selatan, operasi dijadwalkan mulai 26 Juli setelah surat instruksi dari BNPB diterbitkan," kata Seto.
Seto menyatakan bahwa keberhasilan hujan buatan sangat bergantung pada sinergi antarinstansi dan penggunaan teknologi berbasis data atmosfer real-time.
Dalam hal ini, ia meyakinkan bahwa BMKG dan BNPB berkomitmen untuk menjadikan teknologi modifikasi cuaca sebagai bagian penting dari strategi nasional mitigasi kebakaran hutan dan lahan yang adaptif, presisi, dan kolaboratif.
Baca juga: Hujan buatan disebar di Riau hingga awal Juli cegah karhutla
Baca juga: BPBD Sumsel deteksi 1.137 titik panas hingga 24 Juli 2025
Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.