Bibir sumbing tak cuma masalah estetika, tapi juga tumbuh kembang anak

3 months ago 13

Jakarta (ANTARA) - Bibir sumbing selama ini kerap dipersepsikan sebagai gangguan estetika semata. Namun, kondisi tersebut memiliki dampak medis yang serius apabila tidak ditangani sejak dini, terutama bagi tumbuh kembang anak, demikian Mayor Jenderal TNI (Purn.) dr Budiman, Ketua Dewan Medis Smile Train Asia Tenggara.

“Apabila tidak dioperasi tepat waktu, bayi akan kesulitan mengisap dan mengonsumsi makanan. Padahal kemampuan menyedot sangat penting bagi bayi baru lahir,” kata dr Budiman dalam acara Smile Train in Southeast Asia: Creating Smiles Through Safe & Quality Cleft Surgeries di Jakarta, Selasa.

Gangguan tersebut, menurut dia, dapat menyebabkan malnutrisi hingga risiko stunting atau kekerdilan, karena berat badan anak tidak berkembang optimal.

“Perkembangan anak dari segi berat badan akan terganggu. Risiko stunting pun menjadi lebih tinggi,” ujarnya.

Selain berdampak pada asupan nutrisi, bibir sumbing yang disertai kelainan langit-langit mulut juga dapat menghambat kemampuan bicara anak.

Baca juga: Operasi dini bisa dilakukan kepada anak dengan bibir sumbing

Baca juga: Ketahui apa itu bibir sumbing dan lelangit serta cara pengobatannya

Oleh karena itu, dr Budiman menekankan pentingnya operasi bibir sumbing dilakukan sedini mungkin, agar anak dapat berbicara dengan lebih baik serta menjalani terapi wicara pascaoperasi.

“Kadang-kadang, walaupun langit-langitnya sudah diperbaiki, anak tetap harus dilatih bicara. Terapi bisa dimulai sebelum maupun setelah operasi,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa pemantauan jangka panjang terhadap perkembangan anak sangat penting agar terapi wicara berjalan efektif.

Di samping aspek medis, bibir sumbing juga dapat menimbulkan dampak psikologis. Penampilan fisik yang berbeda dan hambatan komunikasi bisa memengaruhi kepercayaan diri serta kondisi mental anak. Oleh karena itu, penanganan bibir sumbing harus bersifat menyeluruh, mencakup tindakan medis, terapi wicara, hingga dukungan psikososial.

Dalam kesempatan yang sama, Smile Train Indonesia mencatat telah melakukan lebih dari 125.000 operasi bibir sumbing secara gratis di seluruh Indonesia selama dua dekade terakhir.

Chief of Medical Affairs Smile Train Dr Larry Hollier menyatakan pentingnya memberikan pemahaman kepada orang tua bahwa operasi bibir sumbing aman, berkualitas, dan tanpa biaya.

“Kami ingin semua pasien dan keluarganya merasa tenang. Ini bukan sekadar tindakan medis, melainkan upaya mengembalikan harapan dan masa depan anak-anak,” ujar Dr Larry.

Melalui pendekatan kolaboratif dan edukatif, Smile Train berkomitmen menjangkau lebih banyak anak di pelosok Tanah Air untuk memberikan bukan hanya senyum, tetapi juga kehidupan yang lebih baik.

Baca juga: Kelainan bibir sumbing dan celah langit bisa ganggu perkembangan anak

Baca juga: Kelainan bibir sumbing dapat ditangani lewat bedah plastik

Baca juga: Kelainan bibir sumbing bisa diketahui lewat USG sejak dalam kandungan

Pewarta: Ida Nurcahyani/Nindi Atika
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |