Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) mengantisipasi adanya potensi likuiditas perbankan yang akan mengetat pada periode menjelang Idul Fitri atau Lebaran, namun fenomena tersebut hanya bersifat musiman (seasonal) sehingga tidak berpengaruh signifikan terhadap kondisi keuangan bank.
“Sebulan ke depan, ini seasonal, jadi likuiditas kemungkinan akan mengetat terutama karena kita akan Lebaran,” kata Direktur Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI R. Triwahyono dalam acara Taklimat Media di Jakarta, Kamis.
Triwahyono atau akrab disapa Tri menjelaskan biasanya periode menjelang Lebaran memang akan terjadi penarikan uang kartal oleh masyarakat dalam jumlah yang besar.
Uang kartal yang ditarik tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama Lebaran seperti untuk tujuan berbagi tunjangan hari raya (THR), mendapatkan uang baru, dan sebagainya.
“Itu yang dampaknya signifikan terhadap likuiditas. Sehingga kalau nanti 3-4 minggu ke depan, likuiditas mengetat, itu wajar karena memang itu sesuatu yang seasonal,” ujar Tri.
Ia menambahkan bahwa fenomena serupa juga biasanya terjadi tidak hanya saat Lebaran melainkan juga pada periode Natal dan Tahun Baru.
Secara umum, Tri mengatakan bahwa likuiditas perbankan saat ini dalam kondisi yang baik. Hal ini salah satunya dapat dilihat dari suku bunga overnight antar bank atau Indonesia Overnight Index Average (IndoNIA).
Dalam beberapa waktu belakangan, ujar dia, pergerakan IndoNIA relatif berada di bawah suku bunga BI atau BI-Rate.
Menurut dia, hal ini menandakan bahwa kondisi likuiditas perbankan berada dalam posisi yang baik.
“Beberapa waktu terakhir ini kondisinya adalah IndoNIA itu relatif di bawah BI-Rate, berarti itu bacaannya adalah likuiditas dalam kondisi yang baik,” kata Tri.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) perbankan per Januari 2025 tercatat di level 87,64 persen.
Posisi tersebut turun tipis dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 88,57 persen.
Meski menurun, posisi likuiditas pada Januari 2025 masih ideal karena berada dalam rentang antara 78 persen hingga 92 persen.
Adapun BI-Rate tetap dipertahankan pada level 5,75 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI bulan Februari 2025. Sebelumnya, BI-Rate berada pada level 6 persen pada Desember 2024 dan kemudian diturunkan menjadi 5,75 persen pada Januari 2025.
Sejalan dengan penurunan BI-Rate pada Januari 2025, suku bunga pasar uang (IndONIA) bergerak turun yakni berada di posisi 5,72 persen pada 6 Maret 2025 dari semula sebesar 6,02 persen pada awal Januari 2025.
Baca juga: BI: Rupiah menguat sejak awal bulan dipicu dinamika sentimen tarif AS
Baca juga: BI Jember siapkan uang tunai Rp2,22 triliun untuk kebutuhan Lebaran
Baca juga: BI Jateng siapkan Rp20,2 triliun untuk penukaran uang
Baca juga: BI menjalankan tiga inovasi dukung pelindungan konsumen nasional
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025