Jakarta (ANTARA) - Berhenti merokok adalah keputusan besar yang patut diapresiasi. Namun, perjalanan menuju hidup bebas nikotin tidak selalu berjalan mulus.
Tubuh yang selama ini terbiasa menerima asupan nikotin setiap hari akan memberikan reaksi ketika asupan itu tiba-tiba dihentikan. Inilah yang dikenal sebagai gejala putus nikotin atau nicotine withdrawal.
Gejala ini bisa muncul dalam bentuk fisik maupun emosional. Semua ini merupakan respons alami tubuh yang sedang belajar menyesuaikan diri kembali tanpa zat adiktif. Memahami gejala-gejala ini dapat membantu Anda lebih siap dan tidak mudah menyerah di tengah jalan.
Berikut tujuh dampak umum yang bisa terjadi saat Anda berhenti merokok:
1. Hasrat ingin merokok yang kuat (craving)
Salah satu tantangan terbesar saat berhenti merokok adalah munculnya keinginan yang kuat untuk merokok kembali. Hal ini terjadi karena nikotin merangsang pelepasan dopamin yaitu zat kimia yang memberi rasa senang dan nyaman di otak. Saat tubuh berhenti menerima nikotin, produksi dopamin menurun, sehingga muncullah keinginan kuat untuk merokok lagi.
2. Gejala mirip flu (quitter’s flu)
Banyak orang mengalami gejala seperti flu ringan setelah berhenti merokok, seperti demam, batuk, sakit kepala, nyeri otot, dan hidung tersumbat. Ini bukan karena tubuh sakit, tetapi karena tubuh sedang membersihkan diri dari racun nikotin yang selama ini menumpuk. Reaksi ini dikenal sebagai quitter’s flu dan umumnya bersifat sementara.
3. Berat badan naik
Beberapa orang mengalami peningkatan berat badan setelah berhenti merokok. Hal ini bukan semata karena mengganti rokok dengan makanan, tapi juga karena perubahan metabolisme tubuh. Nikotin mempengaruhi cara tubuh merespons insulin, dan ketika asupannya dihentikan, tubuh mungkin merasa lebih lapar dan ingin mengonsumsi makanan manis atau karbohidrat.
4. Gangguan tidur
Saat berhenti merokok, Anda mungkin mengalami sulit tidur, insomnia, atau justru ingin tidur terus. Ini berkaitan dengan perubahan produksi dopamin, hormon yang juga mempengaruhi pola tidur. Walaupun mengganggu, gangguan ini biasanya akan membaik seiring tubuh beradaptasi tanpa nikotin.
5. Batuk yang tak kunjung hilang
Batuk bisa justru muncul setelah berhenti merokok. Ini adalah tanda bahwa paru-paru Anda sedang membersihkan diri. Saat Anda masih merokok, silia (rambut halus di saluran napas) menjadi lumpuh dan tidak berfungsi. Setelah berhenti, silia mulai aktif kembali dan membersihkan racun dengan cara mendorongnya keluar lewat batuk.
6. Perubahan mood
Stres, mudah marah, dan suasana hati yang tidak stabil adalah hal umum saat putus nikotin. Ini karena sistem saraf dan hormon dalam tubuh sedang mengalami penyesuaian. Perubahan ini bisa memicu ledakan emosi, kecemasan, bahkan tekanan darah yang naik sementara. Namun jangan khawatir, semua ini bersifat sementara dan akan mereda dengan waktu.
7. Sembelit
Sistem pencernaan juga terkena dampak saat Anda berhenti merokok. Nikotin mempengaruhi kontraksi usus, dan saat zat ini dihentikan, pergerakan usus bisa melambat, menyebabkan sembelit. Biasanya, gejala ini bisa dikurangi dengan memperbanyak konsumsi air putih, sayur, dan buah tinggi serat.
Meski gejala-gejala ini cukup menantang, penting untuk diingat bahwa semuanya bersifat sementara. Dengan kesabaran dan komitmen, tubuh Anda akan beradaptasi dan perlahan membaik. Tubuh yang bebas dari nikotin akan jauh lebih sehat dalam jangka panjang.
Baca juga: Bukan hanya nikotin, ini zat-zat beracun lain dalam rokok
Baca juga: Cara kendalikan diri agar terlepas dari nikotin
Baca juga: Putri Travis Barker tanggapi rumor ia dirawat karena kecanduan nikotin
Pewarta: Allisa Luthfia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025