Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Abdul Muhaimin Iskandar menyatakan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) adalah kunci menurunkan kemiskinan di Indonesia.
"DTSEN atau Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional adalah kunci. Tidak boleh ada lagi bantuan yang salah sasaran. Validasi data harus menjadi tugas rutin pemerintah daerah," kata Muhaimin Iskandar dalam keterangan di Jakarta, Jumat.
Hal itu dikatakannya dalam "Rembug Inpres 8/2025: Dialog Menko PM bersama Perangkat Daerah, Pemangku Kepentingan, dan Masyarakat" di Ngaliyan, Semarang, Jawa Tengah.
Menurut dia, dengan DTSEN, penghapusan kemiskinan dapat dilakukan dengan lebih tepat sasaran, berbasis data, dan melibatkan semua pihak secara sinergis.
"Kemiskinan harus dientaskan dengan cara yang baru. Kita tidak bisa lagi memakai pendekatan yang sama lalu berharap hasil yang berbeda. Harus berbasis data, kolaboratif, dan menyentuh kebutuhan riil warga," kata Muhaimin Iskandar.
Baca juga: Menko Muhaimin: Perlu pendekatan baru penanggulangan kemiskinan RI
Menko Muhaimin Iskandar mengatakan penghapusan kemiskinan adalah cita-cita utama bangsa.
Pemerintah menargetkan nol persen kemiskinan ekstrem pada tahun 2026 dan menurunkan kemiskinan total menjadi lima persen pada 2029.
Untuk mencapai target tersebut, Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2025 telah menetapkan tiga strategi utama, yakni pengurangan beban pengeluaran, peningkatan pendapatan masyarakat, dan penurunan jumlah kantong-kantong kemiskinan.
Selain itu, Muhaimin Iskandar meminta agar pemerintah daerah mengoptimalkan bantuan lokal, memperbanyak program padat karya dan perluasan kerja, serta memberikan dukungan berupa pelatihan, pembiayaan, dan inkubasi bisnis bagi keluarga miskin yang sedang merintis usaha.
"Kalau ada keluarga miskin yang sudah mulai usaha, jangan dilepas begitu saja. Harus didampingi, difasilitasi, dan diarahkan agar bisa mandiri," kata dia.
Baca juga: Presiden ingin bansos tepat sasaran, berbasis DTSEN
Baca juga: Menko Muhaimin targetkan kemiskinan ekstrem jadi nol persen pada 2026
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.