Jakarta (ANTARA) - Meski kerap identik dengan pesta kembang api, perayaan tahun baru sejatinya tidak hanya sebatas itu saja.
Di berbagai belahan dunia, masyarakat memiliki tradisi tersendiri dalam menyambut pergantian tahun. Tradisi-tradisi tersebut tumbuh dari latar belakang budaya dan kepercayaan yang diwariskan secara turun-temurun sehingga melahirkan beragam bentuk perayaan yang unik sekaligus sarat akan makna.
Di Indonesia sendiri, tahun baru umumnya dirayakan dengan acara bakar-bakaran makanan bersama keluarga maupun orang-orang terdekat. Inti dari perayaan ini adalah kebersamaan, yang menghadirkan suasana hangat untuk menutup akhir tahun
Lantas, bagaimana ragam perayaan tahun baru di belahan dunia lainnya? Yuk, simak informasi berikut ini.
Baca juga: Ayo naik transportasi umum, tak ada kantong parkir di Bundaran HI saat tahun baru
1. Spanyol
Dalam menyambut detik-detik pergantian tahun, masyarakat Spanyol dan sejumlah negara di Amerika Latin mempunyai tradisi unik berupa memakan 12 butir anggur tepat saat jarum jam menunjuk angka 12.
Dua belas butir anggur tersebut dimakan mengikuti irama 12 dentang jam yang menandai pergantian tahun. Setiap dentangan diiringi dengan satu butir anggur yang harus dikunyah dan ditelan.
Masing-masing anggur melambangkan satu bulan dalam tahun yang akan dijalani. Tradisi ini dipercaya membawa harapan agar setiap bulan tersebut dipenuhi keberuntungan.
Bahkan, terdapat keyakinan bahwa mereka yang berhasil menghabiskan seluruh anggur dalam waktu singkat akan memperoleh keberuntungan sepanjang tahun.
2. Yunani
Di Yunani, perayaan tahun baru dilakukan dengan menghidangkan sajian tradisional bernama Vasilopita,
Vasilopita secara harfiah berarti “Roti Santo Basil”, sebuah sebutan yang diberikan untuk menghormati Santo Basil dari Caesarea, tokoh penting dalam sejarah Gereja Ortodoks. Roti ini dibuat khusus untuk merayakan Hari Santo Basil yang jatuh setiap tanggal 1 Januari.
Selain menjadi simbol penghormatan, Vasilopita juga dimaknai sebagai lambang harapan akan keberuntungan.
Di dalam roti ini terdapat koin tersembunyi, dan siapapun yang mendapatkannya di dalam rotinya dipercaya akan mendapat keberuntungan sepanjang tahun mendatang.
Baca juga: WhatsApp sediakan beberapa fitur untuk meriahkan perayaan tahun baru
3. Jerman
Bleigießen merupakan salah satu tradisi khas masyarakat Jerman pada malam tahun baru. Tradisi ini dilakukan dengan melelehkan timah di atas api lalu menuangkannya ke dalam air dingin.
Diketahui bahwa bentuk timah yang mengeras dari proses tersebut dapat memberikan gambaran mengenai nasib seseorang pada tahun mendatang.
4. Brasil
Masyarakat Brasil meyakini bahwa mengenakan pakaian serba putih saat malam tahun baru melambangkan pembersihan spiritual dan dipercaya dapat membawa kedamaian.
Berakar dari kepercayaan Candomblé dan berkaitan dengan perayaan Dewi Laut, Lemanjá, tradisi yang disebut dengan Reveillon ini dilakukan tepat pada tengah malam. Masyarakat yang mengenakan pakaian serba putih berlari menuju laut dan melompati tujuh ombak sebagai simbol doa serta harapan kepada para dewa agar tahun yang akan datang dipenuhi keberuntungan.
Baca juga: Perayaan Tahun Baru Masehi dalam Islam: Fokus ibadah dan introspeksi
5. Kolombia dan Meksiko
Di dua negara Amerika Latin ini terdapat tradisi tahun baru unik, yakni tepat pada tengah malam masyarakat akan berjalan berkeliling rumah atau satu blok sambil membawa koper kosong.
Tradisi tersebut melambangkan harapan agar tahun yang akan datang dipenuhi perjalanan dan petualangan baru.
6. Denmark
Pada malam tahun baru, masyarakat Denmark memiliki tradisi unik dengan melempar piring yang telah dikumpulkan sepanjang tahun ke pintu rumah teman atau keluarga.
Piring yang dipecahkan dimaknai sebagai simbol nasib buruk pada tahun sebelumnya, yang dibuang untuk membuka jalan untuk menyambut hidup baru.
Dengan melempar piring, masyarakat Denmark percaya keburukan akan ikut terbuah dan keberuntungan justru akan datang pada pemilik rumah yang menerima lemparan tersebut. Semakin banyak piring yang pecah di depan pintu, maka akan semakin banyak keberuntungan yang datang.
Baca juga: Asal-usul tiup terompet jadi tradisi perayaan tahun baru
Pewarta: Nadine Laysa Amalia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































