Bapanas: Kebijkan harga pembelian GKP untuk pacu petani berproduksi

4 days ago 3

Jakarta (ANTARA) - Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyatakan pemerintah berkomitmen menjaga harga gabah kering panen (GKP) guna mendorong petani untuk terus berproduksi, sehingga Indonesia dapat mencapai swasembada pangan.

"Kita mesti yakin bahwa Indonesia pasti bisa mencapai swasembada pangan. Maka salah satu kebijakan yang perlu diperkuat adalah kebijakan harga. Pemerintah ingin mendorong petani kita terus berproduksi," kata Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas I Gusti Ketut Astawa dalam diskusi panel yang digelar Institute for Development of Economics and Finance (Indef) di Jakarta, Senin.

Dia menyampaikan bahwa pencapaian swasembada pangan utamanya komoditas beras, telah diteguhkan pemerintah melalui penetapan kebijakan harga.

Dengan kepastian harga tersebut dapat semakin mendorong intensi petani meningkatkan aktivitas produksinya. Pemerintah berkomitmen kuat untuk menjaga harga GKP di tingkat petani.

Dia menuturkan bahwa Bapanas sudah mengeluarkan kebijakan harga GKP di tingkat petani Rp6.500 per kilogram.

"Ini poin penting. Pemerintah memastikan petani memperoleh harga yang wajar dan relatif bisa menguntungkan. Kita sudah hitung dan ini menguntungkan petani, jadi harus benar-benar dirasakan sedulur petani," ujar Ketut.

Ketut menyebutkan dalam rilis terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) di tahun 2024 petani perorangan tanaman padi yang memanen sendiri memiliki rata-rata nilai produksi Rp26,3 juta dengan biaya produksi Rp15,2 juta.

Dengan itu, pendapatan petani perorangan tanaman padi dapat memperoleh di kisaran Rp11,082 juta atau 72,49 persen dari biaya produksi. Rata-rata itu dicapai dengan produktivitas sebanyak 46,35 kuintal per hektare.

Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas I Gusti Ketut Astawa menjawab pertanyaan awak media seusai menghadiri diskusi panel yang digelar Institute for Development of Economics and Finance (Indef) di Jakarta, Senin (3/2/2025). ANTARA/Harianto

Sementara sepanjang tahun 2024, rata-rata harga GKP di tingkat petani sebagaimana yang dihimpun BPS berada di kisaran Rp6.425 per kilogram (kg). Secara historis, rata-rata harga GKP terendah berada pada April dengan Rp5.686 per kg dan tertinggi pada Februari dengan Rp7.261 per kg.

Berkaca dari itu, lanjutnya, melalui langkah penetapan harga pembelian pemerintah (HPP) GKP di tingkat petani sebesar Rp6.500 per kg yang dimulai 15 Januari 2025, pemerintah optimis dapat melindungi dan menjaga kesejahteraan petani.

Lebih lanjut, Ketut menerangkan bahwa perpanjangan peran pemerintah melalui Bulog juga harus dapat menyentuh petani.

"Kenapa kita tetapkan harga GKP? Harapannya itu supaya Bulog langsung berinteraksi dengan petani dan bisa potong rantai distribusinya," ucapnya.

Ia berharap Bulog terjun langsung ke petani, sehingga petani merasakan dan mendapatkan harga yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

"Tatkala harga di bawah Rp6.500, Bulog mesti cepat serap sesuai HPP. Sekali lagi, pemerintah itu mengupayakan mengangkat harga dan nyaman bagi petani," jelas Ketut.

Terpisah, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengungkapkan perhatian serius Presiden Prabowo Subianto guna melindungi petani Indonesia.

"Yang paling penting adalah penugasan kepada seluruh penggiling padi seluruh Indonesia, untuk membeli minimal gabah kering panen di harga Rp6.500 per kg. Jadi ini akan disiapkan PP (peraturan pemerintah) oleh Bapak Presiden untuk melindungi petani Indonesia," ujar Arief.

Lebih lanjut, Arief mengatakan bahwa instrumen harga juga diterapkan untuk mendorong agar Perum Bulog dapat langsung berinteraksi ke petani.

"Sebagai dampak positifnya, ini juga dapat mempersingkat rantai pasok beras," katanya seusai mendampingi Kepala Negara berkunjung ke Kompleks Kantor Kementerian Pertanian.

Baca juga: Bapanas: Penetapan penyesuaian HET beras dan HPP GKP tunggu Perbadan

Baca juga: Bapanas pastikan jaga harga gabah di tingkat petani selama panen raya

Baca juga: Pemerintah matangkan strategi penyerapan gabah-beras jelang panen raya

Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |