Balita di bawah dua tahun paling berisiko terkena dampak "screen time"

3 months ago 13

Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis anak dari Ikatan Dokter Anak Indonesia dr. Farid Agung Rahmadi Msi., Med., Sp.A SubsTKPS(K) mengemukakan balita berumur kurang dari dua tahun menjadi kelompok paling berisiko terhadap dampak dari screen time (paparan waktu layar).

Dalam seminar media yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa, Farid menjelaskan screen time adalah durasi atau lamanya waktu individu menonton layar elektronik seperti televisi, komputer, laptop atau handphone yang sekarang ini mudah sekali untuk digunakan.

"Pada saat itu otak seorang anak sedang tumbuh dan berkembang hebat karena ada plastisitas otak yang paling hebat di umur itu, ada sinaptogenesis," kata Farid.

Baca juga: Wamendukbangga: Perlu peran orang tua cegah anak kecanduan gim

Dokter yang tergabung dengan Unit Kerja Koordinasi (UKK) Tumbuh Kembang dan Pediatrik Sosial IDAI itu mengatakan bahwa paparan screen time mengurangi kuantitas dan kualitas interaksi anak dengan orang tua sehingga mempengaruhi perilaku bermain bayi.

Pada perilaku bermain bayi, terdapat karakteristik kuantitas dan kualitas. Ketika paparan waktu layar mendominasi, maka durasi episode bermain menjadi lebih pendek.

"Kompleksitas bermain dan fokus perhatiannya menjadi kurang karena tersita sekali dengan adanya screen time. Jadi, pengalaman-pengalaman berinteraksi dengan orang lain menjadi sangat kurang," ucap Farid.

Ia menyampaikan bahwa jenis dan durasi media yang dikonsumsi anak-anak mengalami perubahan signifikan, pada zaman dulu televisi menjadi media layar utama dengan durasi rata-rata screen time 1 jam 20 menit.

Namun, kata Farid, gawai pribadi menggantikan televisi sebagai media dominan dalam kehidupan anak mulai tahun 2011.

Dia mencontohkan tren screen time di Kanada pada 2011, yang berjumlah 39 persen, naik menjadi 80 persen dalam kurun waktu dua tahun ketika anak terpapar gawai pribadi. Durasi paparan layar pun menjadi lebih panjang, dari 1 jam 20 menit menjadi total 4 jam untuk paparan layar dari gawai dan televisi.

​​​​​​Baca juga: Waspada "lupa kedip" karena waktu tatap layar tinggi, ini kata dokter

Baca juga: Studi ungkap screen time berlebihan bisa pengaruhi otak anak

Baca juga: Cerita Tasya Kamila batasi "screen time" untuk kedua anaknya

Pewarta: Sri Dewi Larasati
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |