Manado (ANTARA) - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengajak warga untuk mewaspadai potensi ancaman bahaya aktivitas Gunung Lokon di Kota Tomohon, Sulawesi Utara.
"Potensi ancaman bahaya aktivitas Gunung Lokon untuk saat ini adalah kemungkinan terjadinya gas beracun yang sewaktu waktu dapat keluar dari kawah," kata Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid AN dalam laporan yang diterima di Manado, Jumat.
Dalam laporan aktivitas periode 16-31 Agustus 2025 yang dibagikan Kepala Balai Pemantauan Gunung Api dan Mitigasi Bencana Gerakan Tanah Sulawesi dan Maluku, Badan Geologi, Juliana DJ Rumambi juga disebutkan potensi lainnya yaitu terjadinya erupsi freatik (erupsi yang diakibatkan kontak uap panas magma dengan air hidrotermal) secara tiba tiba.
Masyarakat yang berada di sekitar alur sungai yang berhulu dari puncak diharapkan juga mewaspadai terjadinya lahar pada musim penghujan atau terjadinya hujan deras di puncak Gunung Lokon dengan durasi lama.
Baca juga: Gunung Lewotobi Laki-laki tiga kali erupsi pada Jumat malam
"Berdasarkan data pengamatan visual dan instrumental serta dengan mempertimbangkan potensi ancaman bahayanya, tingkat aktivitas Gunung Lokon masih pada Level II (Waspada)," ujarnya
Pada tingkat aktivitas Level Il (Waspada), diharapkan memperhatikan direkomendasikan antara lain, masyarakat/pengunjung/wisatawan/pendaki tidak diperbolehkan beraktivitas dan mendekati area dalam radius 1,5 kilometer dari kawah Tompaluan.
Mewaspadai potensi lahar pada sungai-sungai yang berhulu dari puncak Gunung Lokon terutama pada musim hujan, sementara pemerintah daerah, BPBD Provinsi Sulut dan kabupaten/kota senantiasa berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Lokon dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi KESDM.
Baca juga: Gunung Semeru kembali erupsi dengan tinggi letusan 800 meter
Dalam laporan tersebut disebutkan, pada periode tersebut terekam sebanyak lima kali gempa embusan, 30 kali gempa vulkanik dangkal, lima kali gempa vulkanik dalam, satu kali gempa tektonik lokal, dua kali gempa terasa dengan skala MMI-I dan 73 kali gempa tektonik jauh.
Pewarta: Karel Alexander Polakitan
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.