Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) E. Aminudin Aziz mengatakan bahwa pihaknya terus melibatkan komunitas untuk turut melestarikan bahasa daerah.
Hal tersebut disampaikan Aminudin pada acara Pentas Karya Komunitas Sastra dan Literasi Nasional 2024 di Graha Bakti Budaya Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, Selasa.
"Ini adalah cara kita untuk menggelorakan kembali semangat menggunakan bahasa daerah, sehingga nanti si bahasa daerah dan sastra daerah ini tidak tiba-tiba punah karena ada komunitas yang bergerak di bawah," katanya.
Ia menegaskan, pengguna bahasa daerah tentu paling banyak ada di masyarakat, dan upaya Badan Bahasa yang terus digalakkan selama ini yakni melakukan revitalisasi bahasa daerah.
"Mereka -komunitas- yang akan mempertahankan itu di daerah, jadi selain dengan kegiatan bantuan pemerintah melalui komunitas, kami juga melaksanakan revitalisasi bahasa daerah, tahun ini sudah ada di angka 97 bahasa daerah kita revitalisasi dari Sabang sampai Merauke," ujarnya.
Aminudin juga menargetkan, tahun depan ada 120 bahasa daerah yang direvitalisasi dan diharapkan jumlahnya akan terus meningkat.
"Harapannya, penutur bahasa daerah semakin bersemangat menggunakan bahasa daerah, sehingga kecepatan kepunahan bahasa daerah itu bisa semakin ditekan," tuturnya.
Sebelumnya, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia menyatakan sebanyak 11 bahasa daerah di Indonesia sudah mengalami kepunahan karena tidak ada lagi penutur bahasa daerah tersebut.
"Kepunahan bahasa daerah ini karena para penuturnya tidak lagi menggunakan dan mewariskan bahasa daerah ke anak cucunya," kata Sekretaris Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek Hafidz Muksin.
Sebanyak 11 bahasa daerah yang mengalami kepunahan tersebut yaitu bahasa Tandia di Papua Barat, bahasa Mawes Papua, bahasa Kajeli atau Kayeli Maluku, bahasa Piru Maluku, dan bahasa Moksela Maluku.
Kemudian, bahasa daerah Palumata Maluku, bahasa Ternateno Maluku Utara, bahasa Hukumina Maluku, bahasa Hoti Maluku, bahasa Serua Maluku, dan bahasa Nila di daerah Maluku.
Guna mengatasi terancamnya kepunahan bahasa daerah tersebut, Badan Bahasa terus memberikan bantuan kepada komunitas-komunitas sastra untuk turut melestarikan bahasa daerah, serta meningkatkan literasi sejak tahun 2023.
Bantuan pemerintah (banpem) bidang kebahasaan dan kesastraan untuk penguatan komunitas sastra melalui Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra terdapat dua jenis, yaitu fasilitasi komunitas dengan nominal bantuan paling besar sejumlah Rp150 juta, dan penghargaan bagi komunitas/perseorangan (sastrawan) dengan nominal sebesar Rp25-40 juta dengan rentang kiprah karya minimal antara 40 hingga 50 tahun.
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2024