Asosiasi baja minta ketatkan impor untuk penguatan industri domestik

6 days ago 7

Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum IZASI (Indonesia Zinc-Aluminium Steel Industries) Stephanus Koeswandi mendukung penguatan industri baja domestik melalui pemberlakuan kuota impor terbuka untuk produk baja.

“Jadi kuota transparan, sehingga pejabat-pejabat ini, pemangku kepentingan di negara tersebut bisa melihat langsung perlu atau tidaknya impor dilakukan,” ujar Stephanus dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.

Stephanus mengutip data SEAISI (Southeast Asia Iron and Steel Institute) konsumsi baja nasional pada tahun 2024 mencapai 18,58 juta ton, dengan kontribusi produksi domestik sebesar 15,82 juta ton.

Di sisi lain, neraca perdagangan baja masih mengalami ketimpangan signifikan. Volume impor baja, yang didominasi produk hot-rolled, cold-rolled, dan coated products, mampu menembus hingga 8,72 juta ton, jauh melampaui volume ekspor Indonesia yang hanya sebesar 5,96 juta ton.

Dengan demikian, Stephanus menilai penerapan kuota impor terbuka dapat mencegah terganggunya stabilitas rantai pasok nasional bagi industri baja. Lebih lanjut, ia juga berpandangan bahwa impor baja yang tidak diperketat dapat melemahkan daya saing industri baja.

Padahal, terdapat sejumlah potensi penguatan industri baja dalam negeri, terlebih untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi nasional hingga 8 persen.

Ia menyoroti potensi besar yang dapat menyebabkan baja menjadi tulang punggung pembangunan dan peningkatan ekonomi nasional.

Dengan permintaan baja yang terus meningkat seiring pembangunan infrastruktur, hilirisasi industri, dan pertumbuhan sektor manufaktur, pasar domestik diperkirakan akan tumbuh pesat. Oleh karena itu, pengetatan impor baja dapat memberi kesempatan bagi industri baja domestik untuk memanfaatkan momentum.

“Industri baja dalam negeri merupakan tulang punggung di beberapa sektor strategis, seperti konstruksi, otomotif, dan manufaktur,” kata Stephanus.

Pernyataan tersebut ia sampaikan usai menghadiri Forum Komunikasi Ketahanan Industri Baja Nasional yang mendeklarasikan dukungan terhadap penguatan industri baja dalam negeri.

Selain IZASI, forum itu juga dihadiri oleh Direktur Eksekutif IISIA (The Indonesian Iron and Steel Association) Harry Warganegara, Ketua Umum ARFI (Asosiasi Roll Former Indonesia) sekaligus Ketua Umum ARMI (Asosiasi Rumah Modular Indonesia) Nicolas Kesuma, serta Ketua Umum ISSC (Indonesian Society of Steel Construction) Budi Harta Winata beserta jajaran pengurus ISSC.

Terdapat enam sasaran utama yang dipaparkan oleh Budi, yakni pengetatan kuota impor; pemberlakuan moratorium investasi asing; implementasi instrumen perlindungan perdagangan; penguatan instrumen nontarif; harmonisasi tarif produk baja dari hulu ke hilir; serta penghentian impor konstruksi baja terfabrikasi.

Baca juga: Asosiasi sebut 9,5 juta ton baja dibutuhkan dalam pembangunan IKN

Baca juga: Menperin: industri baja jadi contoh terapkan prinsip keberlanjutan

Baca juga: IISIA Business Forum dibidik jawab tantangan industri baja

Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |