Jakarta (ANTARA) - Ketua Bidang Perdagangan Internasional Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Devi Kusumaningtyas meminta Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan untuk mendobrak pasar Uni Eropa untuk produk garmen dan alas kaki Indonesia .
“Kita menyampaikan ke Pak Luhut supaya bisa membuka pintu pasar juga Uni Eropa. Kalau sekarang Amerika kan, mungkin sekarang mereka it's not reliable trading partner. Mungkin yang lebih predictable, yang selalu menjalankan komitmennya Uni Eropa,” ujarnya di Jakarta, Jumat.
Dalam hal akses pasar, pemerintah Indonesia disebut baru saja menyelesaikan Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA CEPA) dengan Kanada. Hal ini dilakukan guna membuka akses pasar produk Indonesia semakin luas di Amerika Utara.
Selain perdagangan barang, perjanjian ini juga akan memberikan preferential treatment bagi penyedia jasa Indonesia, termasuk untuk sektor jasa bisnis, telekomunikasi, konstruksi, pariwisata, dan transportasi.
Untuk investasi, perjanjian ini akan mempermudah akses investasi di sektor manufaktur, pertanian, perikanan, kehutanan, pertambangan dan penggalian, serta infrastruktur energi.
Baca juga: Aprisindo rekomendasikan FTA dengan Eropa dan Amerika
Perjanjian ini juga mencakup komitmen lainnya, yaitu hak kekayaan intelektual, praktik regulasi yang baik, niaga elektronik (e-commerce), persaingan usaha, Usaha Kecil dan Menengah (UKM), pemberdayaan ekonomi perempuan, lingkungan, dan ketenagakerjaan.
“It's a good thing. Lalu, yang memang kita perlu lagi juga mungkin free trade agreement yang lain. Sekarang kan lagi dibahas dengan Uni Eropa juga, itu sudah 9 tahun perjalanannya (penyelesaian perundingan perjanjian perdagangan Indonesia dan Uni Eropa atau Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement/IEU-CEPA), cuma kan sampai sekarang juga masih belum diselesaikan,” ungkap Devi.
Di sisi lain, Uni Eropa juga menjadi pasar kedua paling besar untuk industri garmen dan alas kaki bagi Indonesia, terutama sepatu. Karena itu, pihaknya mengharapkan Ketua DEN dapat membantu dalam mengurus percepatan penyelesaian perundingan IEU-CEPA. Dengan begitu, nilai ekspor dan penyerapan tenaga kerja di Tanah Air bisa sama-sama meningkat.
Baca juga: Industri sepatu di Banten relokasi ke Jawa Tengah, ini alasannya
“Pak Luhut sangat membantu. Jadi, selalu membuka ruang untuk dialog, dan kalau misalnya memang terkait kepentingan nasional harus kita usahakan bersama. Jadi, memang sangat terbuka sih beliau untuk masukan-masukannya. Beliau juga melihat bahwa industri padat karya ini masih penting untuk meningkatkan ekonomi dan juga pemerataan ekonomi,” kata dia.
Selain perihal akses pasar, Aprisindo turut membahas regulasi ketenagakerjaan di industri padat karya seperti soal produktivitas dan formulasi pengupahan. Kemudian juga membicarakan terkait perizinan, iklim investasi, hingga diskusi mengenai pelaksanaan dialog antara pengusaha, pemerintah, dan pekerja.
“Masalah perizinan ini juga menjadi salah satu hal yang beliau berkomitmen untuk kita gerakan sama-sama. Semoga nanti ada task force di ke depannya untuk membantu industri padat karya ini yang existing maupun yang investasi baru. Memang pesannya adalah gimana supaya kita bisa terus mengusahakan supaya iklim investasi di industri padat karya berorientasi ekspor ini lebih kondusif,” ucapnya.
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2025