Apindo dukung lobi pemerintah RI untuk penurunan tarif dagang AS

3 weeks ago 12

Jakarta (ANTARA) - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mendukung langkah pemerintah untuk melobi penurunan tarif dagang dengan AS.

Namun, Ketua Apindo Shinta Kamdani menilai sebelum melakukan negosiasi, pemerintah perlu dengan cermat memahami arah kebijakan dagang Trump saat menjabat nanti, terutama dampaknya terhadap China.

"Tapi saya rasa kita perlu lihat dulu ini bagaimana kebijakan Trump, terutama dengan China ya, dengan China yang kelihatannya akan dikenakan tarif yang tinggi. Nah karena Indonesia kita juga punya surplus, apakah kita juga terimbas juga nih? Ini kita mesti menjadi perhatian kita," ujar Shinta usai menghadiri acara IBC Business Competitiveness Outlook 2025 di Jakarta, Senin.

Shinta mengakui bahwa ke depannya, para pengusaha Indonesia memang perlu untuk mewaspadai kebijakan proteksionisme Trump.

Meskipun demikian, lanjutnya, penerapan tarif impor AS yang tinggi bukan pertama kali dialami Indonesia. Indonesia sebelumnya juga pernah melobi Pemerintah AS untuk keringanan tarif beberapa produk khusus asal Indonesia.

"Jadi sebelumnya di era Presiden Trump sebelumnya kita sudah mulai menegosiasikan, misalnya seperti Limited Trade Deal. Pada waktu itu kan tujuannya juga untuk special tarif juga ya, untuk produk tertentu, kita pernah ngomong GSP (Generalized System of Preferences) dan lain-lain," jelasnya.

Dalam kesempatan sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa Indonesia bakal berupaya mengajukan penurunan tarif dagang dengan Amerika Serikat (AS) melalui kerja sama bilateral antara kedua negara.

Upaya ini dilakukan sebagai langkah mitigasi terhadap kebijakan tarif impor di masa pemerintahan Trump mendatang.

"Kita sedang meminta supaya akan ada kerja sama ekonomi secara bilateral, supaya tarifnya kita turunkan," kata Airlangga.

Ia mengatakan, kerja sama perdagangan Indonesia-AS dapat ditempuh melalui beragam mekanisme, salah satunya lewat perjanjian perdagangan bebas (free trade aggrement/FTA).

Sebagaimana diketahui, Trump akan dilantik sebagai Presiden AS ke-47 pada 20 Januari 2025. Merespons hal ini, Airlangga menjelaskan bahwa sebenarnya selama ini AS sudah mengenakan tarif bagi produk-produk impor asal Indonesia seperti fesyen maupun komoditas.

Oleh karena itu, terkait isu tarif dagang yang akan diterapkan AS saat kepemimpinan Trump nanti bukanlah hal baru bagi Indonesia.

"Bagi kita dengan Amerika, Amerika mengenakan tarif ke kita. Jadi Amerika itu mengenakan tarif untuk sepatu, untuk baju, dan berbagai komoditas kita. Sedangkan yang tidak dikenakan tarif adalah Vietnam. Jadi kita sudah agak imun dengan tarif yang dikenakan Amerika terhadap Indonesia," jelasnya.

Adapun Kongres Amerika Serikat (AS) pada Senin (6/1) secara resmi mengukuhkan Donald Trump sebagai pemenang pemilihan presiden (pilpres) 2024, empat tahun setelah para pendukungnya menyerbu Gedung Capitol sebagai upaya untuk membatalkan hasil pilpres sebelumnya.

Sesi Kongres AS tersebut, sebagaimana dinyatakan Xinhua, Selasa, dipimpin oleh wakil presiden AS saat ini sekaligus kandidat Partai Demokrat yang kalah dari Trump dalam pilpres, Kamala Harris.

Penghitungan akhir suara elektoral menunjukkan bahwa Donald Trump mendapatkan 312 suara elektoral, melampaui 270 suara yang dibutuhkan untuk memenangkan kursi kepresidenan, sementara Kamala Harris meraih 226 suara.

Baca juga: Airlangga; Indonesia ajukan penurunan tarif dagang dengan AS

Baca juga: Ketum Apindo: Kebijakan PPN 12 persen bukti sensitivitas pemerintah

Baca juga: Apindo khawatir pengenaan tarif BMAD menimbulkan perang dagang

Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |