Jakarta (ANTARA) - Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) adalah sebuah organisasi keuangan internasional yang berperan dalam menjaga stabilitas ekonomi global.
IMF menyediakan bantuan keuangan kepada negara-negara anggotanya yang mengalami kesulitan ekonomi, terutama dalam neraca pembayaran, dengan syarat negara penerima melakukan reformasi ekonomi tertentu.
Lembaga ini didirikan pada tahun 1945 bersama dengan Bank Dunia sebagai hasil dari Konferensi Bretton Woods setelah Perang Dunia II.
Baca juga: IMF dan Sri Lanka sepakat di tingkat staf untuk tinjauan ketiga EFF
Tujuan dan peran IMF
IMF memiliki peran utama dalam memastikan stabilitas sistem moneter internasional. Berdasarkan Pasal I dalam Anggaran Dasarnya (Articles of Agreement), beberapa tujuan utama IMF antara lain:
1. Mempromosikan kerja sama ekonomi internasional
IMF berfungsi sebagai forum permanen bagi konsultasi dan kerja sama antarnegara dalam menghadapi permasalahan moneter global.
2. Mendukung pertumbuhan perdagangan internasional
IMF berkontribusi terhadap pertumbuhan perdagangan global yang seimbang serta menjaga tingkat lapangan kerja dan pendapatan riil yang tinggi di setiap negara.
3. Menjaga stabilitas nilai tukar mata uang
IMF membantu negara-negara anggotanya dalam menjaga kestabilan nilai tukar serta mencegah devaluasi mata uang yang kompetitif.
4. Membantu sistem pembayaran internasional
IMF mendorong penghapusan pembatasan pada transaksi valuta asing yang menghambat perdagangan internasional.
5. Menyediakan bantuan keuangan bagi negara anggota
IMF menyediakan dana kepada negara-negara yang mengalami kesulitan ekonomi untuk menyesuaikan neraca pembayaran mereka tanpa harus menerapkan kebijakan yang merugikan pertumbuhan ekonomi nasional maupun global.
6. Mengurangi ketidakseimbangan neraca pembayaran
IMF membantu mempercepat pemulihan ekonomi negara-negara yang mengalami defisit neraca pembayaran dengan menyediakan bantuan keuangan yang bersyarat.
Baca juga: IMF akui ketahanan sistem keuangan Hong Kong
Struktur keuangan dan operasi IMF
Sebagai institusi keuangan, IMF memiliki beberapa fungsi utama:
1. Fungsi regulasi
IMF memiliki kewenangan untuk mengawasi kebijakan ekonomi negara anggota, termasuk memastikan keterbukaan data ekonomi yang diperlukan untuk menjaga transparansi dalam sistem moneter internasional.
2. Fungsi konsultatif
IMF bertanggung jawab untuk memantau kondisi ekonomi global serta menilai kebijakan ekonomi negara anggota melalui mekanisme pengawasan berkala (Article IV Consultations).
3. Fungsi keuangan
IMF memberikan pinjaman kepada negara anggota yang menghadapi kesulitan ekonomi, baik dalam jangka pendek maupun panjang, termasuk program bantuan kepada negara miskin dengan bunga rendah atau tanpa bunga.
4. Fungsi informasi dan layanan
IMF mengumpulkan dan menyebarluaskan data ekonomi serta memberikan bantuan teknis kepada negara-negara anggota untuk meningkatkan kapasitas kebijakan ekonomi mereka.
Evolusi dan Perkembangan IMF
Sejak berdirinya, IMF telah mengalami berbagai perkembangan dalam menyesuaikan kebijakannya terhadap dinamika ekonomi global:
- 1945–1960: Memfasilitasi konvertibilitas mata uang dan menghapus pembatasan perdagangan.
- 1961–1970: Memperkenalkan Special Drawing Rights (SDR) sebagai aset cadangan tambahan.
- 1971–1980: Menghadapi krisis minyak dunia dengan memperluas fasilitas pinjaman.
- 1981–1990: Menyediakan bantuan keuangan bagi negara-negara berkembang yang mengalami krisis utang.
- 1991–2000: Membantu negara-negara bekas Uni Soviet dalam transisi ke ekonomi pasar.
- 2000-sekarang: Menyesuaikan kebijakan untuk menangani krisis keuangan global dan meningkatkan pencegahan krisis.
Baca juga: Bahlil: Kehadiran IMF pascareformasi bikin "penyakit" ekonomi RI
Sumber dan mekanisme keuangan IMF
IMF memperoleh dana dari kontribusi negara anggotanya dalam bentuk kuota, yang mencerminkan kekuatan ekonomi masing-masing negara. Dana ini digunakan untuk memberikan pinjaman kepada negara yang mengalami kesulitan ekonomi. Selain itu, IMF juga memiliki mekanisme pinjaman lain, seperti:
- Stand-By Arrangements (SBA): Pinjaman jangka pendek untuk mengatasi masalah neraca pembayaran sementara.
- Extended Fund Facility (EFF): Pinjaman jangka menengah bagi negara yang menghadapi masalah struktural ekonomi.
- Poverty Reduction and Growth Facility (PRGF): Pinjaman dengan bunga rendah untuk negara berkembang guna mengurangi kemiskinan dan mendukung pertumbuhan ekonomi.
Sisi negatif IMF
Meskipun IMF berperan penting dalam menjaga stabilitas ekonomi global, banyak kritik yang diarahkan terhadap kebijakan dan dampak dari intervensinya. Beberapa sisi negatif IMF antara lain:
1. Persyaratan pinjaman yang ketat
IMF sering kali mensyaratkan reformasi ekonomi yang drastis, seperti pengurangan subsidi, privatisasi BUMN, dan kebijakan fiskal ketat. Hal ini bisa memperburuk kondisi ekonomi masyarakat miskin di negara penerima pinjaman.
Baca juga: Menko Perekonomian: RI mainkan peran penting di belahan bumi selatan
2. Ketergantungan pada IMF
Beberapa negara mengalami ketergantungan pada pinjaman IMF, sehingga terjebak dalam siklus utang yang berkepanjangan tanpa solusi yang nyata.
3. Dampak sosial yang buruk
Kebijakan IMF sering menyebabkan pemotongan anggaran sosial, seperti kesehatan dan pendidikan, yang memperburuk kondisi masyarakat rentan.
4. Dominasi negara maju
Keputusan dalam IMF lebih banyak dikendalikan oleh negara-negara maju, terutama AS dan negara-negara Eropa, yang memiliki hak suara lebih besar karena kontribusi modal yang lebih besar.
5. Gagal mencegah krisis
Meskipun memiliki mekanisme pemantauan ekonomi, IMF sering kali gagal dalam mencegah atau mengatasi krisis keuangan dengan efektif, seperti yang terjadi dalam krisis Asia 1997.
IMF merupakan lembaga keuangan internasional yang memiliki peran penting dalam stabilitas ekonomi global. Namun, berbagai kritik terhadap kebijakan dan dampak dari intervensi IMF menunjukkan bahwa peran lembaga ini tidak selalu memberikan manfaat bagi semua pihak. Oleh karena itu, reformasi dalam mekanisme kerja IMF terus menjadi perdebatan di tingkat global.
Baca juga: Update Januari, IMF proyeksikan ekonomi RI tumbuh 5,1 persen di 2025
Baca juga: Kemarin, proyeksi ekonomi RI dari IMF hingga hapus tagih piutang UMKM
Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025