Ekonom sebut transparansi penting untuk perkuat daya saing Danantara

7 hours ago 1
Dengan kepemilikan 99 persen pada holding operasional dan investasi, Danantara bisa mengkonsolidasikan aset BUMN secara lebih efektif, meningkatkan efisiensi, dan mengurangi beban fiskal negara dalam pengelolaan perusahaan pelat merah

Jakarta (ANTARA) - Kepala Center of Macroeconomics and Finance Institute for Development of Economics and Finance (Indef) M. Rizal Taufikurahman menekankan pentingnya menjaga transparansi untuk meningkatkan daya saing Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).

Saat dihubungi ANTARA dari Jakarta, Sabtu, ia mengatakan bahwa peluncuran lembaga tersebut dapat memperkuat ekosistem Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan mekanisme holding yang lebih terstruktur.

"Dengan kepemilikan 99 persen pada holding operasional dan investasi, Danantara bisa mengkonsolidasikan aset BUMN secara lebih efektif, meningkatkan efisiensi, dan mengurangi beban fiskal negara dalam pengelolaan perusahaan pelat merah," kata M. Rizal Taufikurahman.

Ia menuturkan bahwa Danantara berpotensi untuk berkontribusi secara signifikan terhadap perekonomian nasional jika benar-benar mampu mempercepat investasi di berbagai sektor strategis, seperti infrastruktur, energi, dan manufaktur.

Namun, ia menyatakan bahwa potensi tersebut hanya dapat terwujud jika Danantara memiliki tata kelola yang transparan dan independen dari kepentingan politik.

Baca juga: Danantara dan era baru industri investasi di Indonesia

Baca juga: Tata kelola hingga manajemen risiko jadi tantangan Danantara

Baca juga: Ketua DEN: Danantara harus diisi oleh orang profesional

"Tantangan utama yang harus dihadapi adalah potensi benturan kepentingan, intervensi politik, dan moral hazard dalam pengelolaan BUMN. Tanpa transparansi, Danantara bisa berubah menjadi beban negara, bukan solusi," ujar Rizal.

Selain itu, ia menyampaikan bahwa kompleksitas birokrasi yang berlebihan berisiko meredam daya saing Danantara dibandingkan dengan model investasi di negara lain.

Ia pun menekankan bahwa keberhasilan Danantara bergantung pada eksekusi kebijakan yang tegas, tata kelola profesionalitas, serta komitmen untuk menjadikan lembaga tersebut sebagai instrumen ekonomi, bukan alat politik.

"Tanpa transparansi, Danantara bisa justru menjadi alat monopoli atau rent-seeking yang akan merugikan BUMN baik jangka pendek maupun dalam jangka panjang," imbuh Rizal.

Presiden Prabowo Subianto rencananya akan meluncurkan Danantara secara resmi pada Senin (24/2).

Presiden Prabowo menuturkan bahwa "Daya" berarti energi atau kekuatan, sementara "Anagata" berarti masa depan, sehingga "Daya Anagata Nusantara" berarti energi atau kekuatan untuk tanah air atau Nusantara.

"Jadi, artinya Danantara ini kekuatan ekonomi, dana investasi yang merupakan energi, kekuatan masa depan Indonesia. Kekayaan negara dikelola, dihemat untuk anak dan cucu kita," kata Presiden Prabowo.

Pewarta: Uyu Septiyati Liman
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |