Jakarta (ANTARA) - Dalam khazanah keilmuan Islam, istilah As-Salfa merujuk pada tipe perempuan dengan perilaku yang dinilai bertentangan dengan adab dan etika pergaulan sebagaimana diatur dalam syariat. Meski secara harfiah kata salfa berarti “yang terdahulu” atau “yang mendahului”, dalam konteks ini, istilah tersebut memiliki konotasi negatif dan sering digunakan untuk menggambarkan perempuan yang tidak menjaga batasan pergaulan dengan laki-laki bukan mahramnya.
Dalam ajaran Islam, terdapat aturan tegas mengenai interaksi antara laki-laki dan perempuan. Salah satu konsep penting adalah mahram, yakni orang-orang yang secara hukum haram dinikahi karena hubungan kekerabatan, persusuan, atau perkawinan. Hal ini tercantum dalam berbagai literatur fikih, di antaranya Fikih Wanita: 4 Mazhab karya Dr. Muhammad Utsman Al-Khasy (2017).
Sebaliknya, mereka yang tidak termasuk mahram wajib menjaga batasan interaksi agar terhindar dari fitnah. Dalam hal ini, perilaku seorang wanita As-Salfa sering dikaitkan dengan sikap yang melanggar adab-adab tersebut.
Baca juga: Hukum pinjol dalam Islam: Fatwa MUI tentang pinjaman online dan riba
Makna dan asal-usul Istilah
Diriwayatkan dari Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, beliau pernah berkata: “Sejelek-jelek wanita adalah Salfa, yaitu wanita yang mudah akrab dan berbaur dengan para lelaki dan tidak malu terhadap mereka.” (HR. Al-Baihaqi).
Ungkapan ini menjadi pengingat bagi umat Islam agar senantiasa menjaga perilaku dan kehormatan diri dalam berinteraksi dengan lawan jenis. Wanita As-Salfa pada dasarnya adalah gambaran perempuan yang tidak memiliki rasa malu dalam bergaul dengan laki-laki bukan mahram, bahkan terkadang bersikap genit dan melampaui batas.
Karakteristik wanita As-Salfa
Beberapa sifat yang melekat pada wanita As-Salfa antara lain:
- Tidak menjaga pandangan: Cenderung memandang bebas laki-laki yang bukan mahramnya tanpa rasa malu.
- Mudah bergaul dengan lawan jenis: Tidak memiliki batasan jelas dalam pergaulan, mudah akrab dengan laki-laki asing.
- Bersikap genit atau menggoda: Sering menampakkan sikap yang bisa memancing perhatian lawan jenis.
- Berpakaian tidak sopan: Mengenakan pakaian yang terbuka dan tidak menutup aurat sebagaimana diajarkan dalam Islam.
- Mudah tertawa terbahak-bahak: Tidak menjaga kehormatan diri, tertawa terbahak di hadapan laki-laki yang bukan mahram.
Baca juga: Ketentuan penggunaan pengeras suara masjid dalam kaidah Islam
Pandangan Islam tentang sikap Salfa
Islam sangat menekankan pentingnya menjaga adab, pandangan, dan aurat bagi setiap muslimah. Hal ini ditegaskan dalam firman Allah SWT:
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka...’” (QS. An-Nur: 31).
Selain itu, Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah seorang perempuan berkhalwat (berduaan) dengan seorang laki-laki kecuali bersama mahramnya.” (HR. Bukhari dan Muslim). Hadis ini menunjukkan bahwa interaksi tanpa batas dengan lawan jenis dapat menimbulkan fitnah dan sebaiknya dihindari.
Dampak negatif perilaku Salfa
Perilaku wanita As-Salfa tidak hanya membawa dampak buruk bagi dirinya sendiri tetapi juga bagi lingkungan sekitar. Beberapa konsekuensi negatif di antaranya:
- Merusak citra diri: Wanita akan dipandang rendah oleh masyarakat dan kehilangan kehormatan.
- Menimbulkan fitnah: Bisa memicu godaan atau fitnah di antara laki-laki dan perempuan.
- Menghalangi datangnya jodoh yang baik: Pria dengan akhlak baik cenderung enggan memilih wanita yang tidak menjaga kehormatan.
- Mendatangkan murka Allah SWT: Perilaku tersebut jelas melanggar perintah agama dan berpotensi mendatangkan dosa.
Umat Islam, baik laki-laki maupun perempuan, diingatkan untuk selalu berhati-hati dalam pergaulan dengan lawan jenis yang bukan mahram. Menjaga pandangan, menutup aurat, serta menegakkan adab adalah bagian dari wujud ketaatan kepada Allah SWT.
Baca juga: Waspada, ini sifat dan perilaku yang bisa menghapus amalan baik
Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.