Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher meminta pemerintah memberikan edukasi publik agar masyarakat memahami risiko paparan mikroplastik dalam air hujan dan mengetahui langkah pencegahan secara mandiri.
“Edukasi publik penting. Misalnya, imbauan untuk mencuci kulit setelah kehujanan, memakai pelindung saat beraktivitas di luar ruangan, dan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai yang menjadi sumber utama mikroplastik,” ujar dia di Jakarta, Selasa.
Ia menjelaskan temuan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengenai kandungan mikroplastik dalam air hujan di sejumlah kota besar harus menjadi peringatan dini bagi pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran terhadap bahaya polusi plastik, terutama bagi kesehatan kulit dan sistem pernapasan.
Ia mengemukakan pemerintah perlu memberikan panduan sederhana namun berbasis bukti ilmiah agar masyarakat, khususnya kelompok rentan seperti anak-anak, pekerja lapangan, dan warga perkotaan, dapat melindungi diri dari paparan mikroplastik yang berpotensi mengganggu kesehatan.
Baca juga: Rekomendasi barang dapur untuk kurangi paparan mikroplastik di makanan
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas kementerian dalam mengatasi persoalan tersebut.
“Kita perlu kerja bersama lintas kementerian untuk memastikan udara, air, dan tanah kita bersih dari partikel berbahaya. Penanganan mikroplastik adalah bagian dari upaya menjaga kesehatan masyarakat secara berkelanjutan,” ucap Netty.
Sebelumnya, BRIN melaporkan hasil riset yang menemukan kandungan mikroplastik pada air hujan di beberapa kota besar di Indonesia. Temuan itu menunjukkan pencemaran plastik telah memasuki siklus hidrologi dan berpotensi menimbulkan dampak terhadap kesehatan manusia serta lingkungan.
Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq mengatakan temuan kandungan mikroplastik dalam air hujan di Jakarta menjadi pertanda perlunya langkah serius dalam menangani permasalahan sampah, terutama tempat pemrosesan akhir (TPA) open dumping.
"Ya bagaimana tidak mikroplastik kalau sampahnya ditumpuk semua. Yang (TPA) Bantargebang saja pasti mengontribusi mikroplastik cukup besar," kata dia.
Dia menyoroti bahwa penemuan mikroplastik di lingkungan bukanlah sesuatu yang mengherankan mengingat praktik penumpukan sampah tanpa pengolahan lebih lanjut di TPA di berbagai wilayah Indonesia, termasuk Jakarta yang sampahnya ditimbun di TPA Bantargebang.
Baca juga: Dinkes: Waspada paparan mikroplastik dari air hujan
Baca juga: Waspadai dampak paparan mikroplastik terhadap kesehatan
Baca juga: Cara mengurangi paparan mikroplastik dalam makanan sehari-hari
Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: M. Hari Atmoko
								Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































